Pengunjung dari Australia dan Vietnam dapat mendaftar mulai 1 Oktober.
Mereka akan diizinkan memasuki Singapura mulai 8 Oktober.
Baca: BREAKING NEWS Update Corona 1 Oktober: Pasien Positif Tambah 4.174, Total Kasus 291.182
Saat tiba, mereka akan diminta untuk melakukan swab test.
Mereka akan diizinkan memasuki negara tersebut jika hasil tesnya negatif, dan tidak akan diminta untuk memberikan karantina di rumah selama 14 hari.
Mereka juga diharuslan menggunakan aplikasi TraceTogether, dan bertanggung jawab atas tagihan medis mereka selama berada di Singapura.
Mulai 2 Oktober, Warga Negara Singapura, Penduduk Tetap, dan pemegang Tiket Jangka Panjang yang kembali dari Vietnam dan Australia (tidak termasuk yang dari Victoria) juga akan menjalani tes Covid-19 pada saat kedatangan, kata CAAS.
Pengunjung tersebut saat ini dikenai SHN 7 hari, dan diuji sebelum SHN berakhir.
Kelonggaran Singapura
Dikutip dari Kompas.com, sejak Maret 2020, Singapura melarang kedatangan turis asing akibat pandemi virus corona.
Namun, mulai Selasa (8/9/2020), Singapura dibuka kembali untuk turis asing. Ini akan menjadi yang pertama sejak terjadi pandemi Covid-19.
Tetapi, hanya turis dari dua negara yang diizinkan masuk, yakni Brunei dan Selandia Baru.
Kedua negara itu dianggap sangat baik dalam mengontrol pandemi dengan tingkat kejadian 0,1 infeksi per 100.000 populasi.
Turis dari dua negara tersebut tidak akan diminta melakukan karantina selama beberapa hari. Mereka hanya akan dites Covid-19 saat tiba.
Baca: Doni Monardo Minta Proses Pilkada 2020 Berjalan Sesuai Protokol Kesehatan
“Ini memang kabar baik untuk Bandara Changi dan menjadi awal yang menggembirakan untuk apa yang kami harap akan jadi kelanjutan meningkatnya penerbangan perjalanan secara bertahap ke dan dari Singapura,” kata juru bicara Changi Airport Group Ivan Tan, dilansir dari Antara, Sabtu (22/8/2020).
Menteri Transportasi Singapura Og Ye Kung mengatakan bahwa pembukaan itu merupakan langkah kecil untuk membuka kembali penerbangan dan menghidupkan kembali Bandara Changi serta Singapore Airlines.
“Kami harus menjaga perbatasan tetap terbuka. Untuk mencari pendapatan, kami harus terhubung dengan dunia. Agar berkembang dan makmur, kami harus menjadi pusat penerbangan,” ujar dia.
Singapura memiliki 56.000 kasus Covid-19. Sebagian besar terjadi di asrama pekerja migran dan telah dilakukan isolasi. Hanya ada 27 kematian terkait penyakit itu.
Sebagian rtikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Singapura Akan Buka Kembali untuk Turis 2 Negara Ini
(Tribunnews.com/ Chrysnha/Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya)