TRIBUNNEWS.COM, BUCKINGHAMSHIRE - Wakil Presiden British Petroleum (BP) ditemukan tewas gantung diri di rumah mewahnya pada Rabu (30/9/2020).
Insiden ini terjadi satu pekan pasca dirinya dipecat dari jajaran eksekutif perusahaan.
Jasad Nick Spencer yang berusia 61 tahun ditemukan tergantung di rumah mewahnya seharga £ 2 juta yang terletak di Buckinghamshire, Inggris.
Spencer telah bekerja selama satu dekade di raksasa minyak BP sebelum akhirnya dipaksa meninggalkan perusahaan itu pada 31 Maret 2020 lalu.
Istrinya, Eve, mengatakan bahwa suaminya menjadi depresi setelah menerima kabar bahwa dirinya dipecat dari perusahaan, seperti dikutip Daily Mail.
"Dia sedang mencari pekerjaan baru dan saya merasa dia tampak positif tetapi ada krisis minyak karena Covid-19 dan dia khawatir akan sulit menata ulang rumah dan keuangannya," ungkap Eve.
Baca: Pamit Istirahat di Rumah Tua, Remaja 15 Tahun Ini Gantung Diri Pakai Sarung, Ibu Langsung Teriak
Eve melanjutkan bahwa para periode menjelang kematiannya,
Spencer tampak lebih sedih, bahkan saat merayakan ulang tahun pernikahan yang ke-12.
Petugas polisi pertama yang tiba di rumah di Beaconsfield, Buckinghamshire, menemukan jasad Spencer di garasi rumahnya.
Sang istri mengidentifikasi jasad tersebut sebagai suaminya pada pukul 10:30 pagi Rabu lalu.
Keinginan bunuh diri telah diungkap sejak lama
Dalam laporan pemeriksaan, seorang psikiater memastikan bertemu dengan Spencer pada 18 Januari 2020. Saat itu Spencer menceritakan bahwa pekerjaannya akan segera berakhir.
Dalam konsultasi dengan sang psikiater, Spencer juga menyatakan bahwa dia sempat memiliki pikiran untuk bunuh diri secara spesifik. Ia disebut khawatir dengan kondisi keuangan dan keluarganya setelah mendengar kabar bahwa dirinya akan diberhentikan dari BP.
Setelah pertemuan pada Januari, Spencer menolak untuk melanjutkan kembali rangkaian konsultasi dan membatalkan semua jadwalnya dengan psikiater.