TRIBUNNEWS.COM, AS - Sekitar 27 hari menjelang hari pemungutan suara, petahana Donald Trump menghadapi jalan semakin terjal kembali berkuasa untuk periode kedua sebagai Presiden Amerika Serikat.
Rekapitulasi hasil survei oleh Kompas.com dalam sepekan terakhir menunjukan Trump semakin tertinggal dari lawannya calon presiden (capres) Partai Demokrat Joe Biden.
Performa buruk debat Trump
Debat capres yang berakhir kacau pada Selasa pekan lalu berdampak negatif terhadap Trump, jika merujuk kepada survei terbaru nasional NBC News/Wall Street Journal.
Dalam survei, presiden berusia 74 tahun itu tertinggal dua digit, tepatnya 14 poin dari Biden.
Mantan Wakil Barack Obama itu memimpin 53 persen berbanding 39 persen.
Jajak pendapat yang sama sebelum debat memberikan keunggulan 51 persen berbanding 43 persen kepada Biden.
Ini adalah keunggulan terbesarnya di survei ini sejak dia mencapreskan diri April 2019 lalu.
Pemilih juga memilih Biden sebagai pemenang debat dengan perbandingan 2:1, yaitu 49 persen menyatakan politisi kawakan berusia 77 tahun itu menang dan hanya 24 persen yang menyebut Trump menang.
Sisanya 17 persen menjawab tidak ada yang menang.
Rataan terbaru agregasi hasil survei oleh FiveThirtyEight menunjukan Biden juga memperlebar jaraknya dengan Trump dari 6,9 poin pekan lalu menjadi 8,3 poin yaitu 51 persen berbanding 42,7 persen.
Pakar pemilu Nate Silver yang menjalankan simulasi model pilpres FiveThirtyEigth menyebut Biden memiliki peluang sangat tinggi yaitu sebesar 81 persen untuk menjadi pemenang pilpres.
Trump terpuruk di Swing States
Sementara itu survei di sejumlah swing states juga memperlihatkan angka yang kelabu bagi presiden ke-45 "Negeri Uncle Sam" tersebut.