News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jumlah Kebangkrutan di Jepang Berkurang, Dampak Banyaknya Bantuan Pemerintah di Masa Pandemi

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Shougo Maruyama, Information Reporting Section Manager, Teikoku Databank, Ltd. Tokyo Head Branch.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jumlah kebangrutan di Jepang berkurang tetapi di negara-negara OECD malah bertambah sekitar 66 persen. Hal ini kemudian menjadi pertanyaan bagi banyak pengamat di Jepang.

"Menarik diperhatikan saat ini. Jumlah perusahaan Jepang yang bangkrut malah semakin turun jumlahnya. Tidak seperti di anggota OECD lainnya yang rata-rata malahan meningkat 66 persen," papar Shougo Maruyama, Information Reporting Section Manager, Teikoku Databank, Ltd. Tokyo Head Branch, Kamis (8/10/2020).

Sejak 2008 munculnya Lehman Shock membuat jumlah kebangktutan sangat besar di Jepang sehingga merugikan 13,67 triliun yen ekonomi Jepang.

Mulai tahun 2008 tersebut jumlah kebangkrutan dengan grafik penurunan yang berarti jumlah kebangkrutan tetap ada tetapi jumlahnya berkurang terus.

Baca: Mulai Hari Ini Jepang Lakukan Reservasi Tes PCR Online untuk 8.000 Orang Per Hari

"Tahun 2019 jumlah kerugian hanya mencapai 1,22 triliun yen. Sedangkan tahun 2018 sebesar 1,55 triliun yen," tambahnya.

Mengapa jumlah kebangkrutan di Jepang lebih sedikit dibandingkan negara anggota OECD lainnya?

"Itulah yang sering kita sebut dengan adanya Zombie Company. Mereka tetap berjalan walaupun sebenarnya sudah lemah sekali, karena besarnya bantuan dari pemerintah Jepang," kata dia.

Artinya, bantuan pemerintah Jepang sangat besar sehingga jumlah kebangkrutan jadi menurun.

Apabila pemerintah tidak banyak membantu perusahaan Jepang, Maruyama yakin akan berbalik, akan meningkat terus menerus di Jepang.

Kenaikan kebangkrutan yang banyak di Jepang adalah perusahaaan jasa seperti restoran dan penginapan, kenaikan 0,1 persen antara 2016 sampai dengan 2020. Kebanyakan dihadapkan oleh pandemi Corona.

Baca: Mulai Desember 2020 Karyawan Bank Mizuho Jepang Boleh Memilih Bekerja 3 atau 4 Hari Dalam Seminggu

Demikian pula perusahaan real-estate mengalami kenaikan kebangkrutan 0,8 persen.

Sedangkan perusahaan lain umumnya jumlah perusahaan yang bangkrut semakin menurun jumlahnya.

Apabila dari segi permodalan, perusahaan dengan modal antara 1-5 miliar yen paling banyak yang bangkrut dan mengalami kenaikan 22,7 persen antara 2019-2020.

Sedangkan yang lain adalah perusahaan dengan modal 500 juta hingga 1 miliar yen dengan kenaikan 15,9 persen kebangkrutan perusahaan Jepang.

Sementara itu telah terbit Buku "Rahasia Ninja di Jepang", pertama di dunia cerita non-fiksi kehidupan Ninja di Jepang dalam bahasa Indonesia, silakan tanyakan ke: info@ninjaindonesia.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini