News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kamala Harris Soroti Rekor Pandemi dan Penanganan Pemerintahan Trump, Mike Pence: Salahkan China

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(COMBO) Kombinasi gambar yang dibuat pada 07 Oktober 2020 ini menunjukkan Wakil Presiden AS Mike Pence dan calon wakil presiden dari Partai Demokrat AS dan Senator dari California Kamala Harris selama debat wakil presiden di Kingsbury Hall di Universitas Utah pada 7 Oktober 2020 di Salt Lake City, Utah.

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Presiden AS, Mike Pence, dan rivalnya dari Demokrat, Kamala Harris, berselisih soal rekor pandemi Covid-19 AS.

Dilansir Reuters, pemerintahan Trump tahun ini dilanda permasalahan pandemi corona. 

Dalam debat pada Rabu (7/10/2020) malam waktu AS, Kamala dan Pence bertukar argumen tentang penanganan dan kebijakan pemerintah terhadap wabah.

Mirisnya, pembahasan tersebut muncul saat Gedung Putih menjadi klaster Covid-19, dan Presiden Trump jadi salah satu orang yang terinfeksi.

Debat soal kebijakan yang berat ini relatif tenang dibanding debat capres pekan lalu.

Baca: Momen Menarik Debat Harris Vs Pence: Saya Sedang Berbicara Vs Boleh Saya Selesaikan

Baca: Ada Lalat Hinggap di Kepala Mike Pence saat Debat, Joe Biden Langsung Promosi Alat Pemukul Serangga

Wakil Presiden AS Mike Pence (kanan) dan calon wakil presiden dari Partai Demokrat AS Kamala Harris berbicara selama debat wakil presiden di Kingsbury Hall di Universitas Utah pada 7 Oktober 2020, di Salt Lake City, Utah (Eric BARADAT / AFP)

Seperti diketahui, debat antara Trump dan Biden itu diwarnai interupsi dari presiden dan keduanya saling mengolok masalah pribadi.

Kondisi Trump dan usianya, begitu juga usia Biden menambah bobot perdebatan cawapres malam itu.

Pence (61) dan Harris (55) berusaha menunjukkan bahwa mereka mampu menduduki jabatan orang nomor 1 di AS.

Sebagai catatan, baik Trump dan Biden akan menjadi presiden AS tertua jika salah satunya menang pada November nanti.

Salah satu hal yang didebatkan malam itu adalah rekor kasus pandemi corona di AS.

Senator California dan mantan jaksa agung negara bagian, Kamala Harris mempersoalkan pandemi yang sudah merenggut 210 ribu nyawa orang Amerika ini.

"Rakyat Amerika telah menyaksikan kegagalan terbesar dari administrasi kepresidenan mana pun dalam sejarah negara kita," kata Harris ketika debat dimulai.

Pence menjawab dengan menyalahkan China atas wabah global ini.

Baca: Serang Balik Harris, Pence Tuding Joe Biden Jiplak Rencana Trump Tangani Covid-19

Wakil Presiden Mike Pence mendengarkan calon wakil presiden dari Partai Demokrat Senator Kamala Harris, saat debat wakil presiden Rabu, 7 Oktober 2020, di Kingsbury Hall di kampus Universitas Utah di Salt Lake City. (Patrick Semansky)

Dia tidak lupa memuji upaya pemerintah AS dalam menanggulanginya, salah satunya keputusan Trump membatasi perjalanan ke China pada Januari silam.

"Saya ingin rakyat Amerika tahu bahwa sejak hari pertama, Presiden Donald Trump telah mengutamakan kesehatan Amerika," katanya.

"China yang harus disalahkan atas virus corona, dan Presiden Trump tidak senang tentang itu," tambahnya.

Berbeda dengan debat capres lalu, debat cawapres ini menggunakan pelindung kaca setinggi 3,6 meter untuk memisahkan Harris dan Pence.

Lebih lanjut, Pence ditanya soal acara Gedung Putih untuk mengumumkan pencalonan Mahkamah Agung di Rose Garden yang dipimpin langsung oleh Trump.

Hanya segelintir orang yang mengenakan masker saat itu serta tidak ada jarak sosial.

Bahkan, beberapa orang yang hadir positif corona seperti presiden.

Wapres Pence mengatakan bahwa acara itu sudah dilakukan di luar ruangan.

Kemudian, ia mengritik janji Harris dan Biden akan mewajibkan penggunaan masker di tempat umum, menilai kebijakan itu tidak menghormati kebebasan orang lain.

"Anda menghormati orang Amerika ketika Anda mengatakan yang sebenarnya," balas Harris, mencatat bahwa Trump mengecilkan virus selama berbulan-bulan.

Pasangan wakil presiden dari Partai Demokrat, Senator AS Kamala Harris, berbicara kepada pers setelah menerima pengarahan tentang COVID-19 di Wilmington, Delaware, pada 13 Agustus 2020. (MANDEL NGAN / AFP)

Harris menyalahkan pemerintahan Trump karena mencoba membatalkan undang-undang perawatan kesehatan Affordable Care Act (ACA) di tengah pandemi.

Dia juga menyerang Trump karena dilaporkan hanya membayar $ 750 (Rp 11 juta dengan kurs saat ini) setahun dalam pajak penghasilan federal sebagai presiden.

"Ketika saya pertama kali mendengarnya, saya benar-benar berkata, 'Maksud Anda $ 750.000 (Rp 11 milyar dengan kurs saat ini)?'," kata Harris, merujuk pada investigasi New York Times.

"Dan itu seperti, 'Tidak - $ 750.'"

Dia juga memperingatkan bahwa tantangan pemerintahan Trump terhadap ACA akan memungkinkan perusahaan asuransi untuk menolak perlindungan kepada pasien dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya.

"Jika Anda mencintai seseorang yang memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya, mereka akan datang untuk Anda," kata Harris.

Pence menyebut ACA, yang dikenal sebagai Obamacare, sebagai 'bencana'.

Pence berusaha untuk melawan serangan Harris dengan mengalihkan fokus ke ekonomi dan kebijakan pajak.

Kombinasi gambar yang dibuat pada 29 September 2020 ini menunjukkan kandidat Presiden dari Partai Demokrat sekaligus mantan Wakil Presiden AS Joe Biden (kiri) dan Presiden AS Donald Trump berbicara selama debat presiden pertama di Case Western Reserve University dan Cleveland Clinic di Cleveland, Ohio pada September. 29, 2020. (JIM WATSON, SAUL LOEB / AFP)

Baca: Rangkuman Debat Cawapres AS 2020 Mike Pence vs Kamala Harris: 4 Hal yang Menjadi Sorotan

Baca: Taylor Swift Sampaikan Dukungannya untuk Joe Biden dan Kamala Harris, Berharap Amerika Segera Sembuh

"Pada Hari Pertama, Joe Biden akan menaikkan pajak Anda," ujar Pence.

Harris menanggapi dengan mengatakan bahwa Biden bersumpah tidak menaikkan pajak pada siapa pun yang berpenghasilan kurang dari $ 400.000 setahun.

Ditanya tentang vaksin potensial, Harris mengatakan dia hanya akan mempercayai kata-kata para ilmuwan, bukan Trump, yang telah mempromosikan pengobatan yang tidak terbukti di masa lalu.

"Jika dokter memberi tahu kami bahwa kami harus meminumnya, saya akan menjadi yang pertama dalam antrean, tentu saja," katanya.

"Tapi jika Donald Trump menyuruh kita untuk mengambilnya, saya tidak akan menerimanya," jelas pasangan Joe Biden ini.

Namun, Pence membalas dengan mengatakan Harris merusak kepercayaan publik terhadap vaksin.

Hingga Kamis (8/10/2020), AS masih duduk di posisi pertama kasus Covid-19 paling besar di dunia.

Sudah ada 7.776.224 kasus infeksi dan 216.784 korban jiwa.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini