TRIBUNNEWS.COM - Pejabat federal dan negara bagian Michigan mengonfirmasi, 13 orang tangkap dan didakwa atas dugaan rencana penculikan Gubernur Michigan Gretchen Whitmer.
Mengutip CNN, rencana penculikan yang dituduhkan tersebut, termasuk niat untuk menggulingkan pemerintahan negara bagian, yang menurut para tersangka telah melanggar Konstitusi Amerika Serikat.
Enam orang didakwa atas konspirasi penculikan dan tujuh lainnya termasuk dalam kelompok militan 'Wolverine Watchmen'.
Baca: Sempat Diprediksi Melemah Akibat Polemik Omnibus Law, Rupiah Dibuka Menguat Rp 14.665 per Dolar AS
Jaksa Agung Michigan Dana Nessel mengumumkan, 13 orang tersebut didakwa oleh hukim negara bagian.
"Orang-orang dalam tahanan (negara bagian) dicurigai berusaha mengidentifikasi alamat rumah petugas penegak hukum dan menargetkan mereka," kata Nessel dalam konferensi pers.
"(Mereka) membuat ancaman kekerasan, yang dimaksudkan untuk memicu perang saudara dan terlibat dalam perencanaan dan pelatian untuk operasi penyerangan Gedung DPR Michigan, untuk menculik Gubernur Michigan dan pejaat pemerintah," tambah Nessel.
Baca: Beasiswa S1 Kuliah di University of Michigan Dapat Bantuan hingga Rp 593 juta, Ini Persyaratannya
Baca: Sadar Bahaya Covid-19, Muslim di Michigan Rayakan Idul Fitri dengan Berkumpul dari dalam Mobil
Penangkapan 13 tersangka ini kemungkinan akan menarik perhatian tambahan, mengingat AS tengah mempersiapkan pesta demokrasi.
Dalam sebuah wawancara di CNN, Erin Burnett OutFront, Kamis malam (8/10/2020), Whitmer berterima kasih kepada penegak hukum karena menangkap 13 pelaku tersebut.
"Saya sangat bersyukur dan berterima kasih atas pekerjaan yang mereka lakukan." katanya.
"Baru minggu lalu, Presiden Amerika Serikat berdiri di depan rakyat Amerika dan menolak mengutuk supremasi kulit putih dan kelompok pembenci seperti dua kelompok milisi MIchigan ini, tambahnya.
Baca: Kunjungi Pabrik Ford di Michigan, Trump Menolak Pakai Masker
Sebagai tanggapan, Sekretaris Gedung Putih Kayleigh McEnany mengatakan Whitmer sedang "menabur perpecahan".
"Presiden Trump terus-menerus mengutuk supremasi kulit putih dan segala bentuk kebencian," kata McEnany dalam sebuah pernyataan kepada CNN.
"Gubernur Whitmer menabur perpecahan dengan membuat tuduhan aneh ini. Amerika bersatu melawan kebencian dan penegakan hukum federal kami yang menghentikan hal ini," tambahnya.
Enam orang yang didakwa oleh pemerintah federal adalah penduduk Michigan Adam Fox (37), Ty Garbin (24), Kaleb Franks (26), Daniel Harris (23), Brandon Caserta (32), dan penduduk Delaware Barry Croft (44).
Sementara itu, tujuh orang yang didakwa oleh negara adalah Paul Bellar (21), Shawn Fix (38), Eric Molitor (36), Michael Null (38), William Null (38), Pete Musico (42), Joseph Morrison (42).
Baca: Pria Arab-Amerika yang 12 Tahun Menjadi Buronan FBI Akhirnya Ditangkap di Texas
FBI Mengetahui Rencana Penculikan dari Media Lokal
Lebih jauh, menurut Pengaduan Pidana Federal, FBI mengetahui rencana penculikan tersebut, pertama kali dilaporkan oleh The Detroit News , pada awal 2020 melalui sekelompok individu media sosial.
Dokumen pengadilan mengatakan, FBI mengirim informan rahasia untuk melakukan perjalanan ke Dublin, Ohio, pada 6 Juni untuk pertemuan dengan Croft, Fox dan sekitar 13 lainnya.
"Mereka membahas berbagai cara untuk mencapai tujuan ini dari upaya damai hingga tindakan kekerasan," menurut pengaduan tersebut.
Pada satu titik ketika pertemuan, kelompok tersebut membahas peningkatan anggota mereka.
Fox kemudian menjangkau "kelompok milisi yang berbasi di Michigan," terang pengaduan tersebut.
Pada 14 Juni, informan rahasia kedua mengonfirmasi bahwa Fox telah diperkenalkan kepada pemimpin grup dan mereka bertemu di Grand Rapids, Michigan.
Baca: Eks Dirut CIA, FBI, NSA dari Partai Republik Beramai-ramai Kampanyekan Tolak Trump Pilih Joe Biden
Berdasar rekaman percakapan, informan dengan Fox di mana dia diduga mengatakan dia membutuhkan "200 orang" untuk menyerbu Gedung Capitol di Lansing dan menyandera para target, termasuk Whitmer.
Fox diduga menjelaskan bahwa mereka akan mengadili Gubernur Michigan karena "pengkhianatan" dan dia mengatakan mereka akan melaksanakan rencana tersebut sebelum pemilihan November 2020.
Pengaduan Kriminal menambahkan, pada 20 Juni, Fox, Garbin dan lainnya bertemu di bisnis Fox di Grand Rapids di mana para peserta bertemu di ruang bawah tanah yang diakses oleh pintu jebakan yang tersembunyi di bawah permadani di lantai utama.
Dalam video yang disiarkan langsung oleh Fox ke grup Facebook pribadi yang menyertakan informan rahasia, dia mengeluh tentang sistem peradilan dan negara bagian Michigan yang mengendalikan pembukaan gym.
Lebih jauh, mereka melakukan pengawasan terhadap rumah peristirahatan Whitmer pada dua kesempatan pada akhir Agustus dan September, kata pengaduan tersebut.
Croft dan Fox membahas peledakan alat peledak untuk mengalihkan polisi dari daerah rumah liburan, menurut FBI.
Awal bulan ini, Fox mengonfirmasi kepada orang lain dalam kelompok itu bahwa dia membeli taser, yang sebelumnya dia diskusikan untuk digunakan dalam plot penculikan, kata dokumen pengadilan.
FBI mengatakan Fox, Garbin, Harris dan Franks telah merencanakan untuk bertemu pada hari Selasa untuk membayar bahan peledak dan menukar perlengkapan taktis.
Baca: Banjir Besar di Michigan Berisiko Lepaskan Senyawa Kimia dari Pabrik hingga Mengontaminasi Tanah
Baca: Donald Trump Disebut Anak Pemarah karena Tak Pakai Masker, Langgar Aturan Negara Bagian Michigan
Whitmer sebelumnya menjadi sasaran kemarahan sayap kanan
Lebih jauh, Whitmer telah menjadi target berbagai ancaman kematian sehubungan dengan upaya penanganan virus korona dan keputusannya untuk mengeluarkan perintah tinggal di rumah.
Pada bulan April, pengunjuk rasa dan ekstremis berkumpul di Capitol Michigan dan menutup jalan-jalan untuk meminta Whitmer mencabut aturan tinggal di rumah.
Pada satu titik di musim semi, pengunjuk rasa bersenjata memasuki Gedung DPR Michigan, membawa senjata api secara terbuka dan menuntut diakhirinya keadaan darurat Michigan.
Sementara itu, pemimpin mayoritas Senat mengutuk aksi tersebut.
"Ancaman terhadap gubernur kami adalah ancaman terhadap kami semua," kata Pemimpin Mayoritas Senat Michigan Mike Shirkey dalam sebuah pernyataan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)