Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Warga Jepang sebenarnya banyak yang ingin menikah tetapi kurang memiliki keberanian untuk melakukannya.
"Mereka yang meraih kebahagiaan adalah dari mereka yang memiliki keberanian untuk merintis kehidupannya," demikian tulisan Ratna Sari Dewi Soekarno (80) dalam tulisannya di WithOnline 10 Oktober lalu.
Menurut Dewi, kebahagiaan datang dari mereka yang memiliki keberanian untuk merintis kehidupannya.
"Setiap kali anda bertindak, berpikirlah secara positif dan berikan diri anda keberanian untuk mendekati suami masa depan yang luar biasa. Untuk pertemuan yang bahagia dan pernikahan yang bahagia, anda harus semakin dekat," tulisnya.
Dewi mengatakan banyak sekali pria dan wanita yang ingin menikah, tapi bukan itu masalahnya.
Baca juga: Pengakuan Dewi Soekarno dari Jepang Mengenai Pria Favoritnya
"Banyak orang berpartisipasi dalam acara perjodohan adalah para lajang dari seluruh Jepang yang dengan serius berpikir untuk menikah. Meski begitu, fakta bahwa dirinya tidak bisa bertemu seseorang yang benar-benar berpikir untuk menikah karena itu tidak cocok untukku adalah bukti bahwa dia sedang memikirkan situasi saat ini."
Seringkali, hanya mereka yang mengeluh tidak punya pacar yang tidak melakukan apa-apa, membuat alasan yang nyaman bagi mereka, bukan hanya tempat pertemuan.
"Jika Anda ingin "bertemu pria yang sangat baik" atau "menikah", saya pikir Anda harus secara aktif mencoba apa saja, apakah itu pesta bersama, aplikasi berburu pernikahan, atau menjodohkan. Pertama-tama, saya pikir akan lebih baik jika Anda dapat memperluas hidup Anda dan pergi ke tempat di mana Anda dapat lebih banyak berinteraksi dengan pria."
Dewi juga melihat banyak orang yang tidak melakukan apa-apa dan berpikir ribet seperti ini.
"Tidak ada pria yang cocok dengan seleraku ..."
"Bagaimana jika aku tertangkap basah oleh orang jahat ..."
"Informasi saya mungkin menyebar ..."
"Tidak mungkin ada orang baik untuk bertemu secara online ..."
Baca juga: Dewi Soekarno Cerita Masa Kecilnya di Jepang: Makan Sup Miso dengan Rumput, Diambil dari Jalur KA
"Anda mendorong diri anda sendiri ke dalam situasi yang semakin negatif. Dengan demikian anda tidak dapat bertemu pria baik bukan karena Anda tidak memiliki pria baik di sekitar Anda, tetapi tepatnya, penyebabnya adalah Anda sendiri," kata Dewi.
Sementara itu telah terbit Buku "Rahasia Ninja di Jepang", pertama di dunia cerita non-fiksi kehidupan Ninja di Jepang dalam bahasa Indonesia, silakan tanyakan ke: info@ninjaindonesia.com