TRIBUNNEWS.COM - Geladang Arsenal Mesut Ozil menyuarakan dukungannya untuk Azerbaijan di Karabakh Atas, wilayah yang diduduki militer Armenia.
Mengutip Middle East Monitor, warga negara Jerman (31) keturunan Turki itu mengunggah cuitan di Twitternya pada Rabu (14/10/2020).
"Bagi saya, penting untuk setiap orang di dunia harus mengetahui fakta bahwa wilayah Nagarno-Karabakh secara legal dan internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, namun saat ini diduduki secara ilegal," tulis Ozil.
Pada Maret 2008, tambah Ozil, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadopsi resolusi yang menegaskan kembali integritas teritorial Azerbaijan dan menuntut penarikan semua pasukan Armenia.
Baca juga: Armenia Siapkan Kasus Hukum Pelibatan Petempur Sipil Asing oleh Azerbaijan
Baca juga: Pasukan MIliter Pakistan Dukung Penuh Azerbaijan di Nagarno-Karabakh
Ozil mengatakan, keputusan PBB tentang sengketa itu harus ditegakkan dan diakui.
Dia menambahkan, pertempuran saat ini di Karabakh Atas, atau juga dikenal sebagai Nagorno-Karabakh, sangat mengkhawatirkan orang dan juga membahayakan perdamaian dan keamanan internasional.
“Mari kita raih perdamaian dan bekerja menuju masa depan yang adil, dan tanpa kekerasan," tulis Ozil.
"Setiap kematian di kedua sisi adalah kerugian bagi semua orang, ” tambahnya.
Baca juga: Gencatan Senjata di Nagorno-Karabakh Rapuh, Armenia-Azerbaijan Masih Silih Serang
Baca juga: Dua Tokoh Populer Armenia Tewas di Tengah Perang Nagorno-Karabakh
Sebelumnya, bentrokan terjadi pada 27 September 2020 kemarin, ketika pasukan Armenia menargetkan pemukiman sipil Azerbaijan dan posisi militer di wilayah tersebut.
Pertempuran tersebut dilaporkan menyebabkan korban jiwa.
Banyak kekuatan dunia termasuk Rusia, Prancis, dan AS telah menyerukan gencatan senjata baru.
Baca juga: Presiden Iran Hassan Rouhani Peringatkan Perang Nagorno-Karabakh Bisa Jadi Konflik Regional
Sementara itu, Turki menyampaikan mendukung hak Baku untuk membela diri dan menuntut penarikan pasukan pendudukan Armenia.
Pasukan Armenia melancarkan serangan rudal ke kota terbesar kedua Azerbaijan, Ganja, sekitar pukul 02.00 pagi waktu setempat Minggu (Sabtu, 22.00 GMT) .
Meski wilayah itu berada di luar zona garis depan, serangan tersebut dinilai melanggar gencatan senjata antara kedua belah pihak dan mengakibatkan sekira 35 warga sipil termasuk wanita dan anak-anak terluka.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)