TRIBUNNEWS.COM, HONGKONG - Kementerian luar negeri China akan membalas keputusan AS yang menyalahkan pejabat Hong Kong dan China merusak kebebasan wilayah otonomi itu lewat penerapan UU Keamanan Nasional.
Departemen Luar Negeri AS pada Rabu mengumumkan nama 10 pejabat Hong Kong dan (China) daratan, termasuk Kepala Eksekutif Carrie Lam Yuet-ngor.
Mereka dinyatakan secara material berkontribusi pada kegagalan China memenuhi kewajibannya terhadap Hongkong.
Washington menunjuk deklarasi bersama pemerintah Inggris saat penyerahan kota kolonial Inggris itu pada 1997.
Baca juga: UU Keamanan Nasional Diberlakukan di Hongkong, Indonesia Pantau 170 Ribu WNI
Baca juga: Polisi Hongkong Geruduk Kantor Jimmy Lay, Warga AS yang Membantu Pendiri Apple Daily Ikut Diburu
Selama puluhan tahun, Hongkong dikelola di bawah kewenangan Inggris, dan dikembalikan ke Beijing dalam status sebagai wilayah otonomi khusus.
"Masalah Hong Kong adalah murni urusan dalam negeri China. Tidak ada negara yang memiliki hak untuk membuat pernyataan yang tak beralasan dan mengganggu masalah tersebut," kata juru bicara kementerian luar negeri China, Zhao Lijian, Kamis (15/10/2020).
Dikutip South China Morning Post (SMP), ia menambahkan China telah mengajukan protes resmi kepada AS.
“AS harus memperbaiki kesalahannya dan berhenti mencampuri urusan Hong Kong dan politik dalam negeri China,” tegasnya.
“Jika AS bersikeras akan hal itu, China akan mengambil tindakan tegas untuk melindungi kedaulatan dan kepentingan nasionalnya, dan untuk melindungi hak dan kepentingan hukum perusahaan China dan personel terkait," lanjut Zhao Lijian.
Pemerintah Hong Kong juga menyuarakan penentangannya terhadap langkah AS dan mendesak AS untuk menahan diri dari mengambil langkah-langkah yang dapat merusak kepentingan sistem keuangan internasional.
Juru bicara pemerintahan eksekutif Hongkong mengecam laporan AS berisi tuduhan yang sama sekali tidak berdasar dan tidak bertanggung jawab terhadap HKSAR.
Dia membela pemberlakukan hukum keamanan nasional China dan mengkritik ancaman AS untuk menjatuhkan sanksi pada lembaga keuangan dan pejabat pemerintah sebagai contoh lain hegemoni AS.
"Sanksi' AS tidak akan menimbulkan kewajiban bagi lembaga keuangan di bawah hukum Hong Kong.
Lembaga keuangan dan sistem keuangan kita secara keseluruhan kuat dan tangguh. Mereka akan terus beroperasi secara normal dan lancar meski ada tekanan yang tidak semestinya dari AS,” katanya.