Nasiri akhirnya mengorek latar belakang anak itu, dan tahu ayah kedua bocah itu tokoh penting dari Mesir. Ia ilmuwan yang mendapatkan pendidikan di Kanada.
Ayah kedua bocah itu teman karib Zubayda, tokoh penting yang mengatur lalulintas orang Arab ke kamp di Afghanistan. Ia tinggal di Peshawar, Pakistan.
Kelak Nasiri tahu Zubayda ini dikenal dengan sebutan Abu Zubaiyda, aktor vital serangan 9/11. Osama, bocah yang hiperaktif itu juga menyebut nama Osama.
Ia menyebut Osama ini orang yang membantu membangun jalan di Afghanistan sesudah perang saudara. Osama yang dimaksud ternyata Osama bin Laden.
Sedangkan si orang tua kedua bersaudara itu belakangan diketahui bernama Ahmad Khadr, berkebangsaan Kanada. Ia tewas dalam baku tembak dengan aparat Pakistan pada 2003.
Beberapa pekan kemudian, Omar Nasiri ternyata mendapatkan perintah keluar Khaldan. Ia diminta pergi ke Peshawar, menemui Abu Zubayda, untuk mendapatkan instruksi selanjutnya.
Ia ternyata disuruh melanjutkan pelatihan demolition atau peledakan di kamp Darunta di luar kota Jalalabad. Ini kamp besar yang memiliki sarana jauh lebih besar dan kuat.
Nasiri pergi ke sana, dan rupanya Asadullah, orang yang akan melatihnya sedang terluka. Tidak ada yang bisa dilakukan di kamp orang Arab itu.
Ia akhirnya diajak pergi ke kamp Hezb i-Islami, faksi terkuat Afghanistan yang dipimpin Gulbudin Hekmatyar. Kamp itu terdiri dari dua bagian.
Bagian yang dihuni warga Afghanistan, dan satunya kamp untuk militant Arab. Mereka berjuang bersama, namun memisahkan diri satu sama lain karena berbagai alasan.
Di kamp Darunta, Omar Nasiri mendapatkan ilmu banyak tentang peledakan menggunakan berbagai bahan. Mulai dari yang sederhana, hingga bahan peledak tingkat tinggi, padat maupun cair.
Asadullah menjadi instruktur yang sangat mumpuni. Ia seorang yang teliti, tegas, dan tidak kenal kompromi. Di laboratorium, tak seorangpun diizinkan bercanda.
Dari Asadullah pula, Nasiri mengetahui seorang peserta pelatihan pernah mengalami kecelakaan. Saat itu sedang latihan menggunakan nitrogliserin, bahan peledak cair.
Rupanya reaksi kimianya tidak diperhatikan. Bahan itu menjadi terlalu panas, melewati ambang batas, dan bakal meledak.