Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Penjualan toserba (department store) di Jepang selama September 2020 mengalami penurunan 33,6% dibandingkan dengan September 2019 lalu.
"Penjualan bulan September 2020 di department store di Jepang turun lebih dari 33% dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu. Selain dampak virus korona baru, laju penurunan telah melebar sejak Agustus akibat reaksi permintaan menit-menit terakhir tahun lalu menjelang kenaikan tarif pajak konsumsi," ungkap sumber Tribunnews.com Kamis ini (22/10/2020).
Menurut Asosiasi Toko Serba Ada Jepang, penjualan 196 toko serba ada di Jepang bulan lalu lebih dari 334 miliar yen, turun 33,6% dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu ketika membandingkan toko yang buka setahun lalu.
Selain dampak virus korona baru, laju penurunan melebar dari bulan sebelumnya, antara lain karena kenaikan penjualan yang kuat akibat permintaan di menit-menit terakhir menjelang kenaikan pajak konsumsi (PPN dari 8% menjadi 10% per 1 Oktober 2019) pada September tahun lalu.
Dibandingkan September yang tidak ada faktor khusus, penurunannya 18,7%.
Di sisi lain, penjualan 40 department store besar nasional dari tanggal 1 hingga 15 Oktober , sekitar 1% minus, karena penjualan turun sebagai pengaruh menahan diri untuk tidak membeli akibat kenaikan tarif pajak konsumsi per 1 Oktober 2019.
Di department store nasional, ada gerakan yang berkembang untuk melanjutkan acara seperti pameran produk setelah mengambil tindakan melawan infeksi, dan Asosiasi Toserba Jepang mengatakan bahwa jumlah pelanggan yang memasuki toko sedang dalam tren pemulihan akhir-akhir ini.
Sementara itu diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com