News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Trump vs Biden: Siapa Untungkan Negara Berkembang?

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(COMBO) Kombinasi gambar yang dibuat pada 22 Oktober 2020 ini menunjukkan Presiden AS Donald Trump (kiri) dan kandidat Presiden dari Partai Demokrat dan mantan Wakil Presiden AS Joe Biden saat debat terakhir presiden di Belmont University di Nashville, Tennessee, pada 22 Oktober 2020 .

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasar negara berkembang secara historis bernasib lebih baik dengan seorang Demokrat sebagai presiden Amerika Serikat (AS).

Setelah kinerja buruk tahun ini di bawah pimpinan Partai Republik Donald Trump, sebagian besar sektor mungkin menyambut prospek kemenangan Joe Biden dalam pemilihan hari Selasa pekan depan.

"Jajak pendapat menjelang pemungutan suara 3 November menunjukkan Biden dengan keunggulan signifikan secara nasional atas Trump dalam perlombaan yang diawasi ketat oleh investor di negara berkembang, yang menyumbang hampir 60 persen dari PDB global," tulis Reuters, Jumat (30/10/2020).

Berikut perhitungan dampak Pemilihan Presiden (Pilpres) AS antara Trump vs Biden:

1. China

Ekonomi terbesar kedua di dunia ini telah terlibat dalam perang dagang di bawah Trump.

Eksportir barang global terbesar dengan 2,6 triliun dolar AS dan konsumen bahan mentah yang sangat besar, mesin ekonomi China menjadi bahan bakar bagi banyak negara berkembang yang bergantung pada komoditas.

Baca juga: Pengamat: Ada Keinginan Amerika Serikat yang Sulit Direalisasikan Indonesia

Perputaran rantai pasokannya mengirimkan getaran ke seluruh dunia.

Analis memperkirakan gertakan dan volatilitas yang lebih sedikit di bawah kepresidenan Biden tetapi hanya sedikit yang memperkirakan perubahan substansi, dengan masalah persaingan atas teknologi dan militer yang tersisa.

“Perbedaan antara Biden dan Trump muncul lebih banyak tentang gaya daripada substansi, meskipun gaya itu penting,” kata Marcelo Carvalho, kepala global riset pasar negara berkembang di BNP Paribas.

“Namun, proteksionisme sepertinya tidak akan hilang," lanjutnya.

China juga mempertaruhkan tempatnya di pasar modal, dengan peningkatan akses ke pasar obligasi senilai 16 triliun dolar AS yang menyedot aliran modal miliaran dolar.

Yuan, salah satu mata uang negara berkembang teratas tahun ini, naik hampir 5 persen.

2. Rusia

Negara dengan kebijakan moneter yang hati-hati dan salah satu neraca publik terkuat di dunia dan suku bunga riil yang menarik telah menjadikan Rusia andalan bagi investor, terutama pasar obligasi negara lokal senilai 135 miliar dolar AS.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini