News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Kontak Dekat dengan Pasien Positif Covid-19, Dirjen WHO Jalani Karantina Mandiri: Saya Tanpa Gejala

Penulis: Inza Maliana
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers tentang COVID-19 di kantor pusat WHO di Jenewa, Rabu (11/3/2020). Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan, wabah virus corona dikategorikan sebagai pandemi.

TRIBUNNEWS.COM - Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus melakukan karantina mandiri mulai Minggu (1/11/2020) malam.

Hal itu ia lakukan setelah teridentifkasi melakukan kontak dengan orang positif Covid-19.

Kendati demikian, ia menyebut tidak mengalami gejala apa pun. 

Pernyataan Tedros ia sampaikan langsung melalui akun twitter miliknya.

"Saya teridentifiasi pernah berkontak dengan orang positif Covid-19. Saya baik-baik saja dan tanpa gejala."

"Meski demikian, saya akan melaksanakan karantina mandiri untuk beberapa hari ke depan, sesuai dengan protokol kesehatan WHO."

"Saya juga akan bekerja dari rumah," tulis Tedros di akun twitter pribadi-nya pada Senin (2/11/2020).

Baca juga: Menurut WHO, Pandemi Covid-19 Baru Memasuki Fase Mengkhawatirkan

Lebih lanjut, Tedros juga menjelaskan pentingnya menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah rantai persebaran Covid-19.

"Sangat penting bagi kita untuk mematuhi protokol kesehatan. Ini adalah cara kita memutus rantai persebaran Covid-19."

"Melawan virus, dan melindungi sistem kesehatan," terang mantan Menteri Kesehatan dan Luar Negeri Ethiopia berusia 55 tahun ini, dikutip dari CNA.

Tedros selama berbulan-bulan menegaskan setiap orang memiliki peran untuk menghentikan penyebaran virus.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers tentang COVID-19 di kantor pusat WHO di Jenewa, Rabu (11/3/2020). Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan, wabah virus corona dikategorikan sebagai pandemi. (AFP/Fabrice COFFRINI)

Baca juga: WHO: 184 Negara Bergabung Dalam Progam Vaksin Covid-19

WHO mendesak semua individu untuk berhati-hati dalam mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.

Sementara WHO meminta pihak berwenang di berbagai tingkat untuk bekerja menemukan.

Mengisolasi, menguji dan merawat kasus, kemudian melacak dan mengkarantina mereka.

Komentarnya itu datang ketika ada kemarahan dan kekesalan yang meningkat atas pembatasan virus corona baru.

Terlebih beberapa negara Eropa memutar kembali waktu ke musim semi dengan lockdown dan pembatasan yang bertujuan menghentikan infeksi dan kematian yang terus menerus.

Kasus virus corona di Eropa berlipat ganda

Kasus Covid-19 di Eropa telah berlipat ganda hanya dalam kurun waktu lima minggu.

Menurut perhitungan Reuters pada Minggu (1/11/2020) kasus COVID-19 di Eropa mencapai 10 juta jiwa.

Angka tersebut membuat Eropa mendapatkan rekor sejarah buruk yang baru.

Pada bulan lalu, baik Amerika Latin dan Asia melaporkan lebih dari 10 juta total kasus di wilayah mereka.

Amerika Serikat memiliki lebih dari 9 juta kasus dengan penularan infeksi yang semakin cepat dan luas.

Para pekerja medis membawa seorang pasien di bawah perawatan intensif ke rumah sakit sementara Columbus Covid 2 yang baru dibangun pada 16 Maret 2020 untuk para pasien coronavirus di Gemelli di Roma.  (ANDREAS SOLARO / AFP)

Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19: Eropa Kembali Terapkan Pembatasan Sosial, Amerika Serikat Dinilai Gagal

Baca juga: Kasus Covid-19 di Eropa Kembali Melonjak, Rumah Sakit Kewalahan Tampung Pasien

Sementara Eropa membutuhkan waktu hampir sembilan bulan untuk mencatat 5 juta kasus COVID-19 pertamanya.

Namun, 5 juta kasus berikutnya dilaporkan dalam waktu lima minggu, menurut analisis Reuters.

Dikutip dari CNA, dengan 10 persen populasi dunia, Eropa menyumbang sekitar 22 persen dari beban kasus global dari 46,3 juta infeksi.

Dengan lebih dari 269.000 kematian, wilayah ini menyumbang sekitar 23 persen jumlah kematian Covid-19 global dari hampir 1,2 juta nyawa hilang.

Di tengah kasus yang melonjak, Prancis, Jerman, dan Inggris telah mengumumkan lockdown nasional setidaknya untuk bulan depan yang hampir seketat pembatasan pada Maret dan April.

Petugas kesehatan dari layanan tanggap darurat medis membawa Eladio Lopes Brasil (79), yang terinfeksi virus corona baru, dengan tandu yang akan dipindahkan dengan kapal ambulans dari komunitas Portel ke rumah sakit di Breves, di pulau Marajo, negara bagian Para, Brasil, pada 25 Mei 2020. Layanan kapal ambulan memungkinkan pasien COVID-19 yang kritis dipindahkan di daerah yang sangat terpencil yang dikelilingi oleh air di Brasil. (TARSO SARRAF / AFP)

Baca juga: WHO: Butuh Solidaritas Dunia untuk Tangani Pandemi, Termasuk Bantu Negara Miskin Dapatkan Vaksin

Baca juga: Menurut WHO, Pandemi Covid-19 Baru Memasuki Fase Mengkhawatirkan

Portugal telah memberlakukan lockdown parsial, sedangkan Spanyol dan Italia juga memperketat pembatasan.

Menurut analisis Reuters, Eropa telah melaporkan lebih dari 1,6 juta kasus baru dalam tujuh hari terakhir.

Hampir setengah dari 3,3 juta yang dilaporkan di seluruh dunia, dengan lebih dari 16.100 kematian, melonjak 44 persen dibandingkan minggu sebelumnya.

Untuk setiap 10.000 orang di Eropa, lebih dari 127 kasus virus corona telah dilaporkan dan sekitar empat orang telah meninggal.

Hingga Senin (2/11/2020), virus Covid-19 telah menyerang lebih dari 46 juta orang di dunia dengan total kematian lebih dari 1,2 juta orang.

(Tribunnews.com/Maliana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini