TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Kandidat dari Partai Demokrat Joe Biden kembali menjadi favorit untuk memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) di pasar taruhan online.
Padahal sehari sebelumnya pasar taruhan menjagokan Donald Trump.
Demikian data dari tiga agregator terbaru yang berhasil dihimpun.
Pergeseran itu terjadi setelah Biden mengambil alih Trump di negara bagian medan pertempuran Wisconsin dengan perkiraan 89% suara telah dihitung sejauh ini.
Trump memiliki 49% dan Biden memiliki 49,3% suara, menurut Edison Research seperti dilansir Reuters, Rabu (4/11/2020).
Baca juga: Ledek Pilpres AS, Netizen China Senang Jika Donald Trump Terpilih Lagi
Bursa Smarkets yang berbasis di Inggris memberi Biden peluang 58%.
Sementara pasar prediksi berbasis di Selandia Baru PredictIt memiliki Biden di 63%.
Peluang Trump di Smarkets duduk di 41% - penurunan besar dari 80% dalam semalam.
Peluang untuk kemenangan Biden pada satu titik telah turun menjadi kurang dari sepertiga pada hari Selasa, data dari agregator menunjukkan.
"Pembalikan pasar taruhan semalam terutama "didorong oleh Trump yang tampaknya memegang kunci ayunan negara bagian Florida sebagai hasil dari penampilan yang sangat kuat untuknya di daerah Miami-Dade dengan populasi Kuba yang besar," kata Patrick Flynn, analis politik di Smarkets.
Trump sebelumnya secara keliru mengklaim kemenangan atas Biden dengan jutaan suara masih terhitung dalam pemilihan Gedung Putih yang tidak akan diputuskan sampai segelintir negara bagian menyelesaikan penghitungan suara selama beberapa jam atau hari berikutnya.
Petaruh di bursa taruhan Inggris Betfair sementara itu juga memberi Biden sekitar 60% peluang untuk menang, merusak prospek masa jabatan kedua untuk Trump di Gedung Putih.
Pemilu 2020 akan menjadi acara taruhan terbesar sepanjang masa, kata perusahaan taruhan, dengan satu pemain pada hari Senin menempatkan taruhan satu juta pound yang memecahkan rekor pada kemenangan penantang Demokrat Joe Biden.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id