TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertarungan antara petahana Donald Trump dan penantangnya, Joe Biden dalam Pilpres Amerika Serikat 2020 masih berlangsung.
Dikutip dari CNN, Donald Trump pada Rabu (4/11/2020) pukul 02.30 dini hari waktu AS, atau pukul 14.30 WIB berusaha mengklaim kemenangannya.
Donald Trump juga menyerukan penghentian perhitungan suara yang sedang berlangsung di seluruh negeri.
Faktanya, pemilu masih jauh dari kata selesai dan jutaan suara di negara bagian utama, yakni Pennsylvania, Wisconsin, Alaska, Georgia, Nevada, North Carolina dan Michigan belum dihitung.
Namun Trump mengatakan kepada pendukungnya bahwa Demokrat mencoba "mencuri pemilihan".
Sampai pukul 17.30 WIB, Joe Biden masih unggul dengan perolehan 238 suara elektoral. Sementara Donald Trump tertinggal di angka 213 suara elektoral.
Menghadapi kemungkinan kekalahan, Trump tampaknya memanfaatkan kesempatan untuk membingungkan para pendukungnya soal proses demokrasi.
Dia mengindikasikan ada sesuatu yang tidak baik terkait fakta bahwa masih banyak negara bagian yang sedang menghitung suara.
Penghitungan suara yang lama hingga beberapa hari, diantisipasi banyak orang Amerika dengan memberikan suara melalui surat untuk mencegah paparan virus corona.
Baca juga: Massa Pendukung Trump Kepung TFC Center di Detroit, Desak Penghitungan di Michigan Dihentikan
Sambil menyarankan agar perhitungan suara sah harus dihentikan karena dia melihat marginnya menyempit di beberapa negara bagian, Trump mengancam akan memprosesnya ke Mahkamah Agung.
Trump merayakan kemenangannya atas Florida dan Ohio dan mengklaim akan memenangkan negara bagian utama.
Sejumlah klaim pada pidato Trump ini pun mendapat kritik keras dari pihak Joe Biden.
"(Pidato Trump merupakan) upaya telanjang untuk mengambil hak-hak demokratis warga Amerika," kritik Manajer kampanye Biden, Jen Malley Dillon.
"Pernyataan Presiden malam ini tentang mencoba menghentikan penghitungan surat suara yang seharusnya diberikan adalah keterlaluan, belum pernah terjadi sebelumnya, dan tidak benar," katanya.