Meskipun mendapat tentangan besar dari keluarganya dan orang-orang di sekitarnya, Akira terus berdiri di jalan.
"Saat ini perusahaan saya hampir tutup. Karyawan meninggalkan perusahaan dan berjalan sesuai keinginan mereka. Tetap saja, saya belum ke luar dari perusahaan, jadi saya masih presiden dalam daftar. Semua utang menjadi 150 juta yen ada pada saya secara pribadi," ujarnya.
Hareruya menyatakan dia tidak akan melarikan diri dari utang-utangnya itu.
"Saya hidup dengan niat untuk melunasi utang saya, bahkan jika dengan menyerahkan hidup saya. Namun, meskipun saya sendiri dapat membuat keributan tentang "membuang hidup saya", apa yang terjadi pada istri dan ketiga anak saya yang tersisa jika saya dipukuli dan mati?"
"Istri saya, yang sangat menentang memulai Nagurareya ini, tentu saja tidak pernah menginjakkan kaki di lapangan tempat saya berbisnis. Namun, pada satu titik, istri saya dibawa ke kenalan saya, seolah-olah secara paksa menemui saya. Istri saya, yang cenderung memandangi saya dari bayang-bayang ombak manusia sepanjang malam, diam-diam memanggil saya setelah urusan itu."
Hareruya memasuki kedai kopi yang buka terus sepanjang malam.
"Saya dan istri saya berhadapan satu sama lain di seberang meja, dengan tawa ceria. Di depan istri saya, yang tidak bisa berkata-kata selama beberapa saat, saya membuka lipatan uang ribuan yen satu per satu dan menghitung penjualan untuk hari itu. Ada uang kertas 36 ribu yen, 36.000 yen. Itu adalah uang yang saya peroleh semalam untuk melawan 36 orang."
Saat itu wajah Hareruya bengkak begitu parah.
"Saya tidak bisa melihatnya terlalu banyak ke istri saat itu. Kamu benar-benar kayak orang mati, teuor dia saat itu."
Hareruya ingat lagi bahwa telah berjuang dengan keluarga.
Baca juga: Indahnya Rangkaian Gambar Manga Kimetsu no Yaiba yang Dibentuk dari Bunga Habotan Jepang
"Saya minta maaf. Terlalu banyak air mata yang ke luar."
Lalu sang istri menawarinya saputangan.
Istri dan anak-anak mengalami kesulitan membayar sewa apartemen selama tiga bulan karena kurangnya kiriman uang dari Hareruya.
"Kami tahu kau melakukan yang terbaik untuk kami, tapi ..." sang istri berkata begitu banyak dan berkata lagi, "Tidak peduli berapa harganya untuk keluargaku, aku ingin kamu menghentikan semua hal bodoh ini," ungkap sang istri meminta suami menghentikan Nagurareya.
Baca juga: Memberdayakan Warga Lokal Lewat Wirausaha Tempe, Rintis Peluang Ekspor ke Jepang