"Orang Korea Utara sering mengirim telegram tentang apa yang akan mereka lakukan," kata John Delury, seorang profesor di Universitas Yonsei Seoul.
"Jika Anda mendengarkan dengan cermat pernyataan mereka, mereka biasanya menunjukkan ke mana mereka melangkah," paparnya.
"Saya akan mengatakan hampir tidak ada sinyal bahwa mereka merencanakan provokasi atau ujian besar," ungkapnya.
Seperti yang ditunjukkan Yun, ini adalah waktu yang berbeda untuk Kim Jong Un dan uji coba rudal mungkin tidak menjadi agenda utama seperti empat tahun lalu.
"Mereka sekarang telah membuktikan bahwa mereka memiliki ICBM (rudal balistik antarbenua) yang dapat menjangkau hampir di mana saja di benua AS," ucap Yun.
"Mereka juga memiliki perangkat nuklir yang sangat besar yang mereka uji pada 2017," kata Yun.
Korea Utara juga memiliki sejumlah masalah mendesak yang harus dihadapi.
Termasuk virus corona, yang diklaim Kim Jong Un belum menginfeksi rakyatnya.
Tak hanya itu saja, bayangan kesulitan ekonomi karena sanksi terus mencekik dan pemulihan dari serangkaian topan dan banjir awal tahun ini.
Baca juga: Update Pilpres AS 2002: Donald Trump Unggul di Alaska dan North Carolina, Gagal Lampaui Joe Biden
Apa selanjutnya?
Lebih dalam, Joe Biden tahu tantangan yang mungkin ditimbulkan oleh Korea Utara.
Pyongyang pernah melakukan uji coba nuklir dan rudal jarak jauh pada awal kepemimpinan Obama.
Saat itu, Biden menjabat sebagai wakil presiden.
Namun, dia tidak selalu diharapkan untuk kembali ke kebijakan era Obama tentang "kesabaran strategis" menunggu Pyongyang datang ke meja perundingan sambil tetap memberlakukan sanksi.