News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Iran Bantah Klaim Orang Nomor 2 Al-Qaeda Tewas di Teheran

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Abdullah Ahmed Abdullah, orang nomor dua Al-Qaeda dan teroris paling dicari FBI dikabarkan tewas ditembak mati di Iran pada Agustus lalu oleh operasi rahasia Israel atas perintah Amerika Serikat.

TRIBUNNEWS.COM - Iran membantah klaim seorang tokoh Al-Qaeda tewas di Teheran pada Agustus 2020 oleh operasi rahasia Israel.

Pihak terkait memperingatkan media Amerika Serikat atas pemberitaan tersebut.

Mengutip Al Jazeera, Iran mengeluarkan pernyataan pada Sabtu (14/11/2020), beberapa jam setelah artikel New York Times mengatakan, pemimpin tertinggi kedua Al-Qaeda, tewas di Iran.

Surat kabar AS melaporkan, Abdullah Ahmed Abdullah, yang dipanggil dengan nama samaran Abu Muhammad al-Masri, ditembak mati oleh dua pria dengan sepeda motor di Teheran lebih dari tiga bulan lalu.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh menyebut, kelompok "teroris" itu dibentuk sebagai akibat dari kebijakan Amerika yang gagal di wilayah tersebut.

Baca juga: Al Qaeda Ancam Presiden Perancis Emmanuel Macron

Baca juga: Kritik Kenapa Masjid Boleh Buka Saat Corona, Atlet Iran Terancam Hukuman Mati, Berikut Kronologinya

Abdullah Ahmed Abdullah, orang nomor dua Al-Qaeda dan teroris paling dicari FBI dikabarkan tewas ditembak mati di Iran pada Agustus lalu oleh operasi rahasia Israel atas perintah Amerika Serikat. (FBI)

"Untuk menghindari tanggung jawab atas kegiatan kriminal kelompok ini dan kelompok teroris lainnya di kawasan ini, Washington dan Tel Aviv dari waktu ke waktu mencoba menggambarkan Iran terikat pada kelompok-kelompok ini, melalui 'kebohongan' dan membocorkan informasi palsu ke media," tegas Menlu Iran.

Diketahui, The Times (New York Times) mengutip pernyataan pejabat intelijen AS yang mengatakan, Abdullah Ahmed Abdullah atau yang dikenal juga dengan Muhammad al-Masri ditembak mati oleh dua penyerang dengan sepeda motor pada 7 Agustus 2020.

Untuk diketahui, Al-Masri merupakan tokoh yang dituduh sebagai satu di antara dalang dua serangan mematikan pada 1998, terhadap kedutaan besar Amerika di Afrika.

Laporan tersebut menerangkan, Al-Masri terbunuh bersama putrinya, Miriam, janda dari putra Osama bin Laden, Hamza bin Laden.

Baca juga: Bertemu Abu Zubaydah, Operator Utama Osama bin Laden di Peshawar Pakistan (4)

Foto Osama bin Laden. (CNN.com)

Iran Rilis Identitas Korban Penembakan

Setelah berita penembakan itu menyebar, media berita Iran mengidentifikasi para korban sebagai profesor sejarah Lebanon Habib Daoud dan putrinya Maryam.

Saluran berita Lebanon dan sejumlah akun media sosial anonim di Iran mengatakan, Daoud adalah anggota Hizbullah, kelompok politik dan bersenjata yang didukung Iran di Lebanon.

Tetapi laporan Times mengatakan Daoud adalah nama samaran yang diberikan pejabat Iran kepada al-Masri dan pekerjaan mengajar sejarah adalah 'penutup' identitas baru.

Laporan itu menambahkan, motif Iran untuk mempertahankan senior al-Qaeda, musuh bebuyutan Teheran, mungkin untuk memberikan jaminan bahwa kelompok itu tidak akan melakukan operasi di Iran atau menjalankan operasi terhadap AS.

Baca juga: Orang Nomor 2 Al-Qaeda Ditembak Mati di Teheran oleh Agen Israel atas Perintah AS

Iranophobia

Dalam pernyataannya pada Sabtu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, Amerika Serikat tidak menghindar dari menyebarkan klaim palsu terhadap Iran di masa lalu.

"Tapi pendekatan ini telah menjadi tren abadi di bawah pemerintahan AS saat ini," kata Khatibzadeh.

Dia menambahkan, Gedung Putih telah mencoba membuat langkah dalam skema Iranophobia dengan mengulangi tuduhan semacam itu.

Baca juga: Pemerintahan Trump Akui Taliban Belum Putuskan Hubungan dengan Al-Qaeda

Lebih jauh, ketegangan antara Teheran dan Washington terus meningkat, terutama setelah Presiden AS Donald Trump pada Mei 2018 secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan kekuatan dunia.

Washington pun menjatuhkan sanksi keras.

Pada bulan Januari, AS membunuh Jenderal top Iran Qassem Soleimani di Irak melalui serangan pesawat tak berawak.

Serangan tersebutmendorong ketegangan ke titik didih.

Iran menanggapi dengan menembakkan rudal ke dua pangkalan AS di Irak dalam serangan yang tidak menimbulkan korban.

Teroris Paling Dicari FBI

Lebih jauh, Al-Masri ditampilkan dalam daftar "Teroris Paling Dicari" FBI.

Dia telah didakwa di AS atas kejahatan yang terkait dengan pemboman kedutaan besar AS di Kenya dan Tanzania.

Dalam serangan tersebut, 224 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.

Baca juga: Berprofesi dari Karyawan Swasta hingga Sales Roti, Sederet Terduga Teroris Ini Ditangkap Densus 88

Ditembak dengan Pistol Berperedam

Mengutip Daily Mail, Al-Masri (58) dilaporkan mengendarai sedan Renault L90 putihnya sekitar pukul 21.00 waktu setempat pada 7 Agustus 20020.

Dua pria bersenjata berhenti di dekat mobil dan melepaskan lima tembakan dari pistol yang dilengkapi dengan peredam. 

Times menyatakan, empat peluru masuk ke dalam mobil, menewaskan al-Masri dan putrinya Miriam.

Miriam diketahui merupakan janda dari putra Osama Bin Laden, Hamza bin Laden. 

Tidak ada negara yang mengaku bertanggung jawab atas insiden ini.

Sementara, Al-Qaeda belum mengumumkan kematiannya. 

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini