Express.co.uk memberitakan, China sepertinya menanti untuk melihat pandangan apa yang akan diambil Biden tentang kebijakan luar negeri AS.
Akan tetapi, para ahli yakin dia tidak akan mengubah arah kebijakan sehingga tidak akan mengakhiri ketegangan antara Washington dan Beijing.
Presiden terpilih, yang akan menggantikan Trump di Gedung Putih pada Januari 2021 mendatang, telah berjanji bahwa AS akan membela pelanggaran China atas hak asasi manusia, ekspansionisme militer, dan praktik perdagangan yang tidak fair.
Selama beberapa bulan terakhir, pemerintahan Donald Trump telah memberikan dukungannya di belakang para pengunjuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong.
AS, seperti halnya Inggris dan Jerman, minggu ini mengecam pengusiran empat anggota parlemen pro-demokrasi China dari badan Dewan Legislatif Hong Kong.
Langkah dari Beijing memicu reaksi marah, sehingga memicu pengunduran diri semua menteri pro-demokrasi yang tersisa di parlemen sebagai bentuk aksi protes.
Kini, The Global Times mengklaim bahwa semua kritik dari Barat sebenarnya tidak ada artinya.
Surat kabar itu menulis: "Apakah ada negara Barat yang berpikir bahwa ia memiliki kemampuan untuk menekan China agar menyerah? Tidak sama sekali. Pasukan Barat memiliki pertimbangan yang cukup rumit dan egois ketika mereka melangkah di perairan berlumpur soal Hong Kong. Mereka ingin menahan China dengan mengacaukan Hong Kong, tetapi mereka tidak mungkin mengorbankan kepentingan mereka sendiri untuk mencari dominasi atas urusan Hong Kong."
The Global Times juga menulis: "Mereka tahu bahwa mereka tidak akan berhasil, juga tidak punya nyali untuk melakukan itu. Tidak ada kekuatan eksternal yang dapat menjadi pengungkit untuk membantu oposisi menantang pemerintah pusat secara konstitusional."
Berita ini tayang di Kontan: Calon Menhan: AS harus dapat tenggelamkan semua kapal China di Laut China Selatan