News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jika AS Serang Situs Nuklirnya, Iran Siap Membalas

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Donald Trump sempat mempertimbangkan opsi untuk menyerang situs utama nuklir Iran pekan lalu


Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, DUBAI - Juru bicara Pemerintah Iran Ali Rabiei menegaskan setiap serangan Amerika Serikat (AS) ke Iran akan mendapat aksi balasan yang "menghancurkan."

Hal itu disampaikan juru bicara pemerintah Iran pada Selasa (17/11/2020) waktu setempat, seperti dilansir Reuters, Rabu (18/11/2020).

Baca juga: Menlu Iran: Biden Dapat Cabut Sanksi Terhadap Teheran dengan Tiga Perintah Eksekutif  

Ini disampaikan menyusul laporan Presiden AS Donald Trump sempat mempertimbangkan opsi untuk menyerang situs utama nuklir Iran pekan lalu tetapi memutuskan untuk tidak melakukannya.

"Setiap tindakan atau aksi terhadap Iran, tentu akan dibalas dengan serangan yang menghancurkan," tegas Rabiei, dalam sambutan yang disiarkan di media resmi pemerintah.

Baca juga: Donald Trump Dilaporkan akan Serang Situs Nuklir Iran Pekan Lalu

Mengutip seorang pejabat AS, Reuters melaporkan pada Senin (16/11/2020), Trump berunding dengan para penasihat topnya tentang kemungkinan menyerang pabrik pengayaan uranium Natanz. Tetapi opsi itu batal diambil, setelah para penasihat membujuk dengan menyampaikan risiko konflik yang meluas akan terjadi.

"Saya pribadi tidak memperkirakan kemungkinan mereka (Amerika Serikat) ingin menyebabkan gangguan keamanan di dunia dan kawasan," kata Rabiei.

Trump sempat meminta opsi untuk menyerang situs utama nuklir Iran pada pekan lalu.

Namun, akhirnya Trump memutuskan untuk tidak mengambil langkah dramatis itu.

Hal itu disampaikan seorang pejabat AS pada Senin (16/11/2020) waktu setem pat, seperti dilansir Reuters, Selasa (17/11/2020).

Trump mengajukan permintaan menyerang situs nuklir Iran itu dalam pertemuan dengan para elite keamanan nasional AS di Kantor Oval, pada Kamis pekan lalu (12/11/2020). Saat itu hadir diantaranya Wakil Presiden Mike Pence, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, penjabat baru Menteri Pertahanan Christopher Miller dan Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan.

Trump, yang telah menolak untuk mengakui dan menantang hasil pemilihan presiden 3 November, akan menyerahkan kekuasaan kepada Presiden terpilih dari Demokrat Joe Biden pada 20 Januari 2021.

Pejabat itu mengonfirmasi kepada The New York Times, para penasihat membujuk Trump untuk tidak melanjutkan opsi menyerang karena risiko konflik yang lebih luas.

"Dia meminta opsi tersebut. Mereka memberinya skenario konflik dan dia akhirnya memutuskan untuk mengurungkannya," kata pejabat itu.

Terkait isu itu, Gedung Putih menolak berkomentar.

Trump telah menghabiskan empat tahun masa kepresidenannya terlibat dalam kebijakan agresif terhadap Iran, menarik diri pada 2018 dari kesepakatan nuklir Iran yang dinegosiasikan oleh pendahulunya dari Partai Demokrat, Barack Obama, dan menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap berbagai macam target Iran.(Reuters)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini