TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA –Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan siap untuk bekerja sama dengan siapapun pemimpin Amerika Serikat (AS).
Demikian kantor berita dan televisi Rusia melaporkannya, seperti dilansir Reuters, Senin (23/11/2020).
"Kami akan bekerja dengan siapapun yang memperoleh kepercayaan dari rakyat Amerika," kata Putin seperti dikutip televisi negara.
Bahkan Putin akan mengucapkan selamat kepada siapa pun yang muncul sebagai pemenang pemilihan presiden AS begitu semua formalitas hukum diselesaikan.
Namun tidak ada ucapan selamat yang langsung ditujukan Putin kepada Presiden terpilih AS, Joe Biden.
Baca juga: Twitter Akan Serahkan Akun @POTUS kepada Joe Biden di Hari Pelantikan, Bahkan Jika Trump Tak Setuju
Putin telah menahan berkomentar lebih lanjut, sementara Presiden Donald Trump tengah mengambil tindakan hukum untuk mencoba membatalkan kekalahannya pada pemilu 3 November lalu dari Presiden terpilih AS dari Demokrat, Joe Biden.
“Tetapi pemenang harus diakui baik oleh pihak lawan, yang seharusnya mengakui kemenangan lawan mereka, atau setelah hasil akhir pemilu dikonfirmasi dengan cara yang sah, hukum,” kata Putin.
Hal itu menyusul komentar Kremlin sebelumnya bahwa mereka akan menunggu hasil resmi pemilihan presiden AS sebelum mengomentari hasilnya.
Belum Ucapkan Selamat Ke Joe Biden, Rusia Masih Tunggu Hasil Resmi Pemilu AS
Putin sedang menunggu pengumuman resmi hasil pemilihan presiden Amerika Serikat (AS), sebelum mengucapkan selamat kepada seorang pemenang.
"Kami menunggu hasil resmi difinalisasi. Saya ingin mengingatkan anda bahwa Presiden Putin berulang kali mengatakan dia akan menghormati pilihan rakyat Amerika," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, seperti dilansir AFP, Alarabiya dan Reuters, Seni (9/11/2020).
Banyak pemimpin dunia telah mengucapkan selamat kepada Presiden terpilih AS Joe Biden setelah ia memimpin perolehan suara atas petahana Presiden Donald Trump.
Ketika Trump memenangkan pemilihan presiden 2016 atas Hillary Clinton, Putin mengucapkan selamat kepadanya dalam waktu sekitar satu jam.
Peskov mengatakan bahwa pemilihan presiden AS kali ini berbeda, karena ada gugatan hukum yang Trump ajukan—yang telah menolak untuk mengakui kekalahan.
"Perbedaannya cukup jelas... kemudian tidak ada pengumuman tentang gugatan hukum," kata Peskov.
Dia menambahkan bahwa Moskow siap untuk bekerja dengan siapa pun yang dinyatakan sebagai pemenang suara dalam pemilihan presiden AS.
"Kami berharap, dengan presiden Amerika Serikat berikutnya akan membangun kembali dialog dan bersama-sama menyepakati cara-cara untuk menormalkan hubungan bilateral kita," katanya.
Rusia dituduh ikut campur dalam pemilu 2016 untuk membantu Trump terpilih.(AFP, Reuters, Alarabiya)