Pemerintah Iran merespon informasi ini, jika serangan terjadi maka balasan menghancurkan akan dilakukan Iran.
Angkatan Udara AS menerbangkan pembom B-52 jarak jauh dari pangkalannya di North Dakota ke Timur Tengah, untuk mencegah agresi dan meyakinkan mitra dan sekutu AS.
Pernyataan dikeluarkan Komando Pusat AS pada 21 November 2020. Nader Hashemi, Direktur Pusat Studi Timur Tengah di Sekolah Studi Internasional Universitas Denver, mengatakan pembunuhan itu berkorelasi dengan agande pemerintahan Trump.
"Polanya adalah upaya pemerintahan Trump membuat Iran bertekuk lutut, kemungkinan untuk menjatuhkan rezim, untuk melumpuhkannya melalui sanksi maksimum," kata Hashemi kepada Al Jazeera.(Tribunnews.com/Sputniknews/Aljazeera/NYT/AlmasdarNews/xna)