TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Ilmuwan fisika Iran, Mohsen Fakhrizadeh, dibunuh di pinggiran Teheran 27 November 2020. Pemerintah Iran menuding Mossad dan kelompok Mujahidin Khalq sebagai pelakunya.
Pejabat AS juga menyebutkan hal sama. Israel ada di balik pembunuhan tersebut, meski Tel Aviv sama sekali tidak membantah atau mengiyakan tudingan itu.
Saluran televisi Israel, Channel 12, dikutip media Times of Israel, Minggu (6/12/2020), mendiskusikan pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh dalam perspektif Israel, peneliti dan mantan agen Mossad.
Diskusi menghadirkan tiga narasumber kredibel, jurnalis Ronen Bergman, mantan agen Mossad Victor Ostrovsky, dan mantan pejabat Mossad, Ram Ben-Barak.
Menurut ketiganya, pembunuhan Fakhrizadeh bisa berlangsung mulus dan terlaksana atas persetujuan militer Israel.
Baca juga: Iran Tuduh Barat Dukung Israel atas Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Mohsen Fakhrizadeh
Baca juga: Presiden Iran Hassan Rouhani ke Tayyip Erdogan, Iran Berhak Membalas Pembunuhan Fakhrizadeh
Baca juga: Pejabat AS Sebut Israel di Balik Pembunuhan Ilmuwan Iran Mohsen Fakhrizadeh
Ronen Bergman adalah reporter Israel yang menulis untuk Yedioth Ahronoth dan The New York Times. Ia pernah menulis buku “Rise and Kill First: The Secret History of Israel’s Targeted Assassinations”.
Ben-Barak adalah mantan Wakil Direktur Mossad, dan sekarang menjadi anggota parlemen dari partai oposisi Yesh Atid.
Victor Ostrovsky adalah mantan anggota Mossad yang pada 1990 menulis buku yang membuka kedok operasi rahasia Mossad.
Bukunya berjudul “By Way of Deception”, dalam versi terjemahan Indonesia diberi judul “Kiat Muslihat Mossad".
Menurut Ostrovsky, pembunuhan itu operasi yang sangat kompleks, membutuhkan koordinasi yang cermat, kompartementalisasi, perencanaan, dan pengumpulan intelijen.
"Pembunuhan adalah salah satu operasi paling rumit yang pernah ada, karena Anda mencampurkan banyak elemen yang tidak memiliki kemampuan untuk berkomunikasi satu sama lain," kata Ostrovsky.
Ben-Barak mengatakan pembunuhan adalah misi rumit yang menuntut koordinasi antara pasukan, logistik, dan sebagian besar, sebagian besar intelijen yang dapat dipercaya.. "
Laporan Channel 12 mengatakan serangan atas Mohsen Fakhrizadeh menunjukkan operasi itu kemungkinan direncanakan selama berbulan-bulan.
“Mereka harus mengumpulkan informasi apa yang dia lakukan sehari-harinya, dengan siapa, apakah dia punya pengawal, mobil apa yang dia kendarai, lapis baja, bukan lapis baja, ”kata Bergman.
Ben-Barak dan Ostrovsky mengatakan operasi itu akan melibatkan sedikit orang, terbagi atas berbagai peran.
“Ada operatornya sendiri, yang mengarahkan penyerang, atau penyerang. Setelah itu ada petugas lapangan yang mengumpulkan informasi, tetapi mereka tidak tahu untuk apa, "kata Ostrovsky.
“Anda tidak ingin situasi di mana seseorang jatuh dan kemudian mereka semua jatuh seperti kartu domino,” imbuhnya.
Mereka mengatakan perencanaan operasional dapat berkisar dari beberapa hari hingga beberapa tahun, tergantung pada seberapa kompleks operasinya.
"Pembunuhan yang dilakukan Mossad selama bertahun-tahun membutuhkan waktu lama untuk direncanakan dan biasanya dilakukan dengan upaya keras untuk memastikan tidak ada kerusakan tambahan," kata Bergman.
Dia mengatakan pembunuh jarang mengarahkan target ke tempat tertentu untuk diserang, tetapi melakukan operasi saat target menjalankan bisnisnya.
Fakhrizadeh terbunuh saat menumpang kendaraan di jalan di luar kota negara Absard, dekat Teheran, tempat liburan yang populer bagi elite Iran.
“Dia di jalan, dia melakukan sesuatu, dia membeli sesuatu. (Pemimpin Jihad Islam Palestina) Fathi Shikaki, di Malta, Oktober 1995, dia pergi ke hotelnya, kemudian pergi membeli beberapa kemeja, kembali ke hotel dan dalam perjalanan kembali didekati pengendara sepeda motor yang menembaknya,” kata Bergman mencontohkan operasi lain Mossad.
Metode Pendekatan Halus Bisa Dilakukan ke Target
Ben-Barak menambahkan, sebagai alternatif, target atau misalnya ia laki-laki, dapat dibujuk melalui metode halus. Misalnya sanjungan atau pujian-pujian fisik atau nonfisik.
“Pria memiliki kecenderungan disanjung wanita. Bahkan ketika tidak ada korelasi antara pria dan wanita yang sedang menggodanya, dia tidak pernah berpikir ada sesuatu yang tidak benar,” kata Ben-Barak.
“Dia akan selalu merasa tersanjung dan membiarkannya terjadi… dan bila perlu, Anda menggunakan ini,” imbuh Ben-Barak. Artinya, operasi ini bisa melibatkan umpan wanita, yang juga agen.
Barak mengatakan para operator tidak akan memiliki rasa bersalah saat melakukan pembunuhan, karena dianggapnya bagian tugas rutin.
"Saya rasa tidak ada dilema moral ketika Anda melakukan sesuatu yang Anda yakini, yang dapat menyelamatkan nyawa warga yang Anda, melalui posisi Anda, harus dilindungi," kata Ben-Barak.
Bergman mengatakan pembunuhan ilmuwan lebih berat secara moral. Israel telah dituduh melakukan serangkaian pembunuhan terhadap ilmuwan Iran antara 2010 dan 2012.
Mantan kepala CIA, John Brennan, mengatakan Fakhrizadeh bukanlah anggota kelompok teror, dan karenanya bukan target yang sah.
Namun Fakhrizadeh adalah seorang perwira di Korps Pengawal Revolusi Islam Iran, yang ditunjuk oleh AS sebagai organisasi teroris.
“Seorang ilmuwan nuklir jauh lebih licik. Dia tidak pernah membunuh siapa pun. Di sisi lain, Anda harus mengatakan dia bukanlah 'sekrup kecil', dia adalah kepala sistem, ”kata Bergman.
Ostrovsky menambahkan, untuk mengatakan tidak ada darah di tangan seseorang yang membantu proses pembuatan bom atom, dia memiliki potensi banyak darah di tangannya.
“Anda bertanggung jawab seperti orang yang mendorong (peluncuran)," katanya. Ketika ditanya tentang pembunuhan Fakhrizadeh, Bergman dan Ben-Barak memuji operasi tersebut.
“Orang-orang yang berurusan dengan barang-barang terlarang perlu tahu mereka juga bisa dipukul,” kata Ben-Barak.
Berman menambahkan mantan kepala Mossad, Meir Dagan, selalu berbicara tentang pentingnya penggunaan metode pembunuhan yang ditargetkan.
“Mereka mengatakan setiap orang memiliki penggantinya. Saya tidak yakin. Apakah Churchill punya penggantinya? Apakah Hitler memilikinya?” kata Berman.
Dia merujuk pembunuhan Imad Mugniyeh Hizbullah di Suriah pada 2008. Tidak satu pun dari empat penggantinya mampu mengisi sepatunya.
Israel belum secara resmi berkomentar atas tuduhan melakukan pembunuhan Fakhrizadeh. Para pejabat telah memperingatkan warga Israel yang bepergian ke luar negeri mereka mungkin menjadi sasaran serangan teror Iran.
Kabar Viral Pembunuhan Pejabat Mossad di Tel Aviv
Media Rusia, Sputniknews.com melaporkan kabar yang belum terverifikasi, terkait pembunuhan seorang warga Israel di Tel Aviv, Jumat (5/12/2020).
Pria berusia 45 tahun itu disebut-sebut pejabat senior Mossad, dinas rahasia Israel. Media Iran, Press TV menurut Sputniknews menggambarkan pembunuhan pria itu ada kaitan aksi pembalasan Iran.
Rekaman video menit-menit pembunuhan di Tel Aviv beredar viral. Korban disebut bernama Fahmi Hinavi.
Mobil yang dia tumpangi, sepert sebuah taksi umum, berlubang-lubang penuh rentetan tembakan di badan kendaraan sebelah kiri dari pintu depan hingga belakang.
Siaran Press TV menyebutnya petugas Mossad. Ada sekurangnya 15 peluru ditembakkan ke mobil yang dikendarainya saat berhenti di lampu merah.
Para penyerang dikabarkan melarikan diri secara cepat, sebelum orang-orang dan petugas kepolisian berdatangan ke lokasi.
Beberapa video yang beredar di media sosial memperlihatkan mobil berhenti di dekat lampu lalu lintas. Orang yang berkerumun di sekitar kendaraan bubar saat petugas berdatangan.
Tapi menurut Press TV, beberapa laporan lain mengklaim orang yang tewas ditembak itu korban pertengkaran keluarga.
Tidak ada komentar dari Tel Aviv yang mengikuti laporan tersebut. Tidak ada pula informasi penembakan petugas Mossad di berbagai media terbitan Israel.(Tribunnews.com/Sputniknews/TimesOfIsrael/xna)