TRIBUNNEWS.COM, UN HQ - Perserikatan Bangsa-Bangsa menegaskan posisinya tidak berubah di wilayah Sahara Barat yang disengketakan setelah Amerika Serikat mengakui kedaulatan Maroko di sana.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres percaya solusi masalah itu dapat diselesaikan berdasarkan resolusi Dewan Keamanan.
Wilayah Sahara Barat diklaim pemberontak pro-kemerdekaan Maroko dan Front Polisario. Mereka memperoleh dukungan perjuangan tiga dekade di bekas wilayah Spanyol itu.
Baca juga: Pengakuan AS Atas Sahara Barat Jadi Konsesi Perdamaian Maroko-Israel
Baca juga: BREAKING NEWS : Presiden Trump Umumkan Maroko Sepakat Normalkan Hubungan dengan Israel
Sekjen PBB lewat pernyataan tertulis via juru bicaranya, Stephane Dujarric, Jumat (11/12/2020) menyampakan semua pihak agar menghindari tindakan apa pun yang dapat memperburuk situasi.
PBB mengerahkan misi penjaga perdamaian ke wilayah tersebut untuk memantau gencatan senjata dan seharusnya mengadakan referendum tentang status wilayah tersebut.
Pemungutan suara ditetapkan 1992 tetapi dibatalkan ketika Maroko keberatan daftar pemilih yang diusulkan. Mereka mengklaim daftar pemilih itu bias.
Rabat menolak opsi kemerdekaan Sahara Barat, dan mengatakan hanya otonomi yang mereka bakal sepakati di meja negosiasi.
Utusan PBB terakhir untuk konflik Sahara Barat mengundurkan diri pada 2019 dan belum ada penggantinya.
Sepakat Normalisasi Hubungan Politik Maroko-Israel
Presiden AS Donald Trump mengumumkan lewat akun Twitternya, Kamis (10/12/2020), pemerintah Maroko mencapai persetujuan menormalkan hubungan dengan Israel.
Dikutip dari Aljazeera.com, sebagai bagian perjanjian, Presiden AS Donald Trump setuju untuk mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat.
Konsesi politik ini memberi solusi perselisihan teritorial puluhan tahun Maroko melawan kelompok Front Polisario yang didukung Aljazair.
Front Polisario merupakan gerakan memisahkan diri yang berupaya untuk mendirikan sebuah negara merdeka, terpisah dari Maroko.
“Another HISTORIC breakthrough today! Our two GREAT friends Israel and the Kingdom of Morocco have agreed to full diplomatic relations – a massive breakthrough for peace in the Middle East!” tulis Trump di akun Twitternya, Kamis (10/12/2020) jelang siang waktu Washington.