News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Jaksa Agung AS William Barr akan Mundur dari Jabatannya 2 Hari Sebelum Natal

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Gigih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jaksa Agung AS William Barr akan mengundurkan diri sebelum Natal dan Wakil Jaksa Agung Jeff Rosen akan menjadi penjabat jaksa agung, Presiden Donald Trump mengumumkan.

TRIBUNNEWS.COM - Jaksa Agung Amerika Serikat (AS) William Barr mengundurkan diri dari jabatannya sebelum Natal 2020 ini.

Presiden AS Donald Trump mengumumkan, posisi Barr akan digantikan Wakil Jaksa Agung AS Jeff Rosen.

William Barr dalam sebuah surat kepada Trump yang diposting di Twitter mengatakan, Barr akan meninggalkan jabatannya pada 23 Desember.

Mengutip Al Jazeera, Barr menulis dalam surat pengunduran dirinya bahwa dia "sangat merasa terhormat" telah bertugas di bawah pemerintahan Trump.

Baca juga: Kesal Tak Bisa Gagalkan Biden, Trump Kembali Pecat Pejabatnya, Kali Ini Jaksa Agung Bill Barr

Baca juga: Setelah Electoral College Kukuhkan Kemenangannya, Biden Kritik Keras Trump

Jaksa Agung AS William Barr akan mengundurkan diri sebelum Natal dan Wakil Jaksa Agung Jeff Rosen akan menjadi penjabat jaksa agung, Presiden Donald Trump mengumumkan. (ig thejusticedept)

William Barr pun memuji "banyak keberhasilan dan pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya" meski sang presiden dalam menghadapi "perlawanan tanpa henti dan keras".

Barr menuturkan, Departemen Kehakiman "bekerja tanpa lelah untuk melindungi publik dari kejahatan kekerasan" sementara itu "menindak" eksplorasi China atas ekonomi kita "sambil" bekerja dengan para pemimpin Meksiko untuk melawan kartel narkoba".

Jaksa Agung mengatakan, dia akan tetap menjabat untuk menyelesaikan masalah-masalah yang penting bagi Administrasi sebelum jabatannya berakhir.

Trump di Twitter mengakui hubungannya dengan Barr "sangat baik, dia telah melakukan pekerjaan luar biasa!"

Namun, Trump mengecam Barr di Twitter selama akhir pekan setelah Wall Street Journal melaporkan bahwa Barr tahu awal tahun ini tentang penyelidikan pajak putra Presiden terpilih Joe Biden, Hunter.

Trump me-retweet komentar dari pembawa acara radio Todd Starnes yang mengatakan Barr harus dipecat.

"Sangat mengecewakan!," kata Trump dalam tweetnya.

Baca juga: Electoral College: Joe Biden Menang, Donald Trump Kalah

Baca juga: Joe Biden Pidato dari Delaware, Sebut Trump Salahgunakan Kekuasaan

Tak Temukan Kecurangan Pilpres seperti yang Diklaim Trump

Nasib Barr di hari-hari memudarnya pemerintahan Trump telah dipertanyakan sejak dia mengatakan awal bulan ini bahwa penyelidikan Departemen Kehakiman tidak menemukan tanda-tanda kecurangan besar dalam pemilihan, yang bertentangan dengan klaim Trump.

Surat pengunduran diri Barr dirilis tak lama setelah dia memberi tahu Trump tentang tinjauan Departemen Kehakiman atas tuduhan kecurangan pemilih dalam kampanye Trump.

Di dalamnya, Barr berjanji bahwa tuduhan itu "akan terus dikerjakan dengan cepat."

Kabar Barr turun dari jabatannya juga datang setelah Electoral College mengonfirmasi kemenangan Biden.

Menanggapi pengumuman tersebut, Direktur Hukum Nasional ACLU David Cole mengatakan, Barr "adalah salah satu jaksa agung terburuk dalam sejarah AS".

"Dia kehilangan independensi dan integritas Departemen Kehakiman karena menghormati presiden," ucapnya.

"Namun ketika dia tidak mau mengulangi klaim Trump yang sepenuhnya salah tentang penipuan pemilih, Trump pada dasarnya mencampakkannya," tuturnya.

Baca juga: Joe Biden Rebut 302 Suara Elektoral, Trump Tendang Jaksa Agung William Barr

Baca juga: Mahkamah Agung AS Tolak Gugatan Donald Trump untuk Batalkan Hasil Pilpres, Joe Biden Pemenangnya

Staf Trump Mengundurkan Diri

Banyak pejabat dari pemerintahan Trump telah mengundurkan diri.

Alasannya terkadang karena berselisih dengan Trump selama masa jabatannya.

Sebelumnya, Jaksa Agung Jeff Sessions mengundurkan diri pada November 2018.

Dia menundurkan diri setelah konflik berbulan-bulan dengan Trump atas penolakan Sesi dari penyelidikan campur tangan Rusia dalam pemilu 2016.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini