Selain itu, ketika pada pembebasan praperadilan dari dakwaan aslinya dalam kasus penipuan COVID-19, Davis mengajukan permohonan hipotek dengan beberapa pernyataan palsu, termasuk penghasilan palsu dan riwayat pekerjaan.
Menurut rilis tersebut, perusahaan hipotek menemukan penipuan tersebut setelah melihat tuduhan COVID-19 Davis di berita.
"Kebohongan Davis berakhir ketika dia memanfaatkan pandemi yang menyebabkan kerugian yang tidak semestinya pada perusahaan tempat dia bekerja dan karyawan mereka," kata Chris Hacker, agen khusus yang bertanggung jawab atas FBI Atlanta.
"FBI dan mitra federal dan negara bagian kami tetap waspada dalam mendeteksi, menyelidiki, dan menuntut setiap penipuan terkait krisis yang kita semua hadapi ini."
Kasus ini diselidiki oleh Biro Investigasi Federal dengan bantuan Departemen Perumahan AS dan Kantor Pengembangan Perkotaan dari Inspektur Jenderal.
Hukuman belum dijadwalkan.
Pada Maret 2020, Jaksa Agung AS William Barr mengirim memo kepada pengacara AS yang memperingatkan tentang kegiatan penipuan yang memanfaatkan pandemi COVID-19.
"Pandemi cukup berbahaya, apalagi ditambah orang-orang yang mencari keuntungan dari kepanikan publik. Perilaku semacam ini tidak dapat ditoleransi," tulis Barr.
"Setiap Kantor Kejaksaan AS dengan ini diarahkan untuk memprioritaskan deteksi, penyelidikan, dan penuntutan semua tindakan kriminal yang terkait dengan pandemi saat ini."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)