News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tanggapi Tekanan Amerika, Damaskus Takkan Usir Iran/Hizbollah dari Suriah

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tank-tank militer Turki melaju melewati kota Ariha di jalan raya M4 di provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak barat laut Suriah. Kamis (7/5/2020). (AFP/Omar HAJ KADOUR)

TRIBUNNEWS.COM, BEIRUT - Penasihat khusus Presiden Suriah Bashar Assad, Buthaina Shaaban, menegaskan, menghapus Iran atau Hizbullah dari Suriah sama sekali tidak mungkin bagi negaranya.

Pernyataan lugas itu disampaikan Shaaban kepada saluran televisi Al-Mayadeen Lebanon, Sabtu (19/12/2020). Shaaban merespon tekanan AS yang mendesak Suriah mengoreksi hubungan dengan Iran dan Hizbullah.

Shaaban juga mengingatkan pernyataan utusan khusus AS untuk Suriah, James Jeffrey, telah mencampuri kedaulatan negaranya.

“Tidak ada yang bisa memutuskan hubungan Damaskus dengan Iran, Hizbullah dan perlawanan Palestina," tegasnya.

Baca juga: PM Belanda Mark Rutte Dianggap Tutupi Dukungan Belanda ke Kelompok Teroris di Suriah

Baca juga: James Le Mesurier, White Helmets, dan Kiprahnya di Balik Konflik Suriah

Baca juga: AS dan Proksinya Terang-terangan Menjarah Emas Hitam Suriah  

Kendaraan lapis baja militer AS berpatroli dekat ladang minyak Rumaylan di Provinsi Hasakeh yang dikuasai Kurdi Suriah pada 17 September 2020. (AFP/Delil SOULEIMAN)

Shaaban juga menegaskan, hubungan Damaskus dan Moskow, China, dan Iran adalah hubungan yang adil dan didasari rasa saling hormat.

Rusia dan China menghormati sekutu mereka. "Rusia tidak dapat meminta Damaskus mengusir Iran atau Hizbullah dari tanahnya, karena ini sama sekali tidak mungkin," kata Shaaban.

Pemerintah Iran mengatakan kehadiran mereka di Suriah adalah atas permintaan otoritas Suriah. Mereka akan tetap berada di negara itu sampai mereka diminta mundur oleh Damaskus.

Laporan yang muncul terkait penarikan milisi Hizbullah dari Suriah, terbukti tidak benar. Kelompok bersenjata Lebanon itu mempertahankan hubungan yang kuat dengan pemerintah Suriah.

Di Teheran,  juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengecam Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, seraya mengatakan Pompeo memiliki obsesi terjadap Iran.

“Tuan Pompeo terobsesi Iran lagi,” kata Khatibzadeh, menyebutkan sembari menyisipkan tagar frasa terkenal  yang pernah diucapkan Pompeo sebagai Direktur CIA, “kami berbohong, kami menipu, kami mencuri”.

 “Kenyataan, rezim AS telah lama merencanakan kudeta dan mengobarkan perang terhadap Iran dan tetangga mereka,” lanjut Khatibzadeh.

“Tak terhitung telah terbunuh. Orang Amerika yang paling rentan disalahgunakan sebagai umpan meriam. Ini sifat asli rezimnya," imbuhnya.

Pada 17 Desember 2020, Mike Pompeo menyerang Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, setelah tokoh dihormati itu bersumpah membalas pembunuhan Mayjen Qassem Soleimani, yang terbunuh pada 3 Januari 2019.

“Amerika Serikat selalu mencari perdamaian dengan rakyat Iran. Selama 41 tahun Republik Islam Iran yang lalim dan ulama yang berkuasa telah menindas rakyat Iran sambil mencari konflik dan menjanjikan kekerasan terhadap barat. Ini adalah sifat asli rezim tersebut," kata Pompeo.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini