News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perangkat Mata-mata Pegasus Israel Susupi Ponsel 36 Jurnalis Al Jazeera

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jurnalis dari Al Jazeera Biro Jakarta bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, mahasiswa dan aktivis pro-demokrasi membentangkan poster dan spanduk saat melakukan aksi solidaritas di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (27/2/2014). Dalam aksi solideritas tersebut gabunga jurnalis dan aktivis pro-demokrasi mendesak pemerintah Mesir untuk membebaskan 20 jurnalis yang ditangkap oleh aparat Mesir saat melakukan tugas peliputan di Kairo, Mesir. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, TORONTO - Telepon pribadi sekitar 36 jurnalis Al Jazeera diretas pihak yang disebut "petugas pemerintah", menggunakan alat mata-mata kontroversial Grup NSO Israel yang terkenal, Pegasus.

Laporan itu dirilis Citizen Lab, unit penelitian di Universitas Toronto spesialisasi keamanan siber. Rilis berita itu dikutip Russia Today, Senin (21/12/2020).

Laporan lengkapnya bisa diakses di website citizeinlab.ca. Perangkat mata-mata Pegasus itu menyusup ke telepon seluler produk Apple, para jurnalis grup media yang berbasis di Doha, Qatar.

Selain reporter, perangkat mata-mata itu masuk ke alat komunikasi produser, pembawa berita, dan para eksekutifnya. Cara penyusupan, lewat peretasan eksploitasi klik-nol yang tidak terlihat di IMessage, antara Juli dan Agustus 2020.

Penyusupan itu, menurut Citizen Lab, memungkinan nantinya yang terkena tuduhan pemerintah  Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, dua Negara yang bermusuhan dengan Qatar.

Pegasus menginfeksi ponsel lewat spyware, tanpa perlu diklik oleh jurnalis yang memegang perangkat tersebut.

Dalam laporannya, Citizen Lab mengatakan teknik klandestin yang digunakan canggih, sulit dideteksi, karena target sering tidak menyadari adanya sesuatu yang mencurigakan sedang terjadi.

Peretasan mungkin tetap tidak terdeteksi kali ini juga, jika bukan karena reporter saluran berbahasa Arab jaringan Tamer Almisshal, membunyikan alarm teleponnya mungkin telah dimata-matai.

Ia lalu membiarkan para peneliti memantau lalu lintas online-nya mulai Januari 2020. Beberapa bulan kemudian, pada Juli, para peneliti melihat ponsel pribadinya mengunjungi situs web yang terinfeksi spyware Pegasus grup NSO.

Almisshal tidak pernah memerintah atau mengklik tautan tersebut. Penemuan ini telah mendorong pencarian luas kemungkinan korban lain di antara staf Al Jazeera.

Citizen Lab dan ahli TI jaringan media itu akhirnya mengidentifikasi total 36 telepon pribadi jadi target empat operator grup NSO.

Seorang dari mereka, yang oleh kelompok itu dijuluki "Monarki," diduga menyadap 18 ponsel. Sementara satu lagi,  dijuluki "Sneaky Kestrel",  memata-matai 15 ponsel.

Kelompok itu mengatakan mereka percaya "Monarki" bertindak atas perintah dari Riyadh, karena tampaknya menargetkan individu terutama di Arab Saudi.

Sementara "Sneaky Kestrel" berfokus pada jurnalis yang terutama berada di wilayah UEA.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini