TRIBUNNEWS.COM - Strain (varian) baru virus corona atau SARS-CoV-2 menyebar dengan cepat di Inggris Raya.
Kejadian ini memicu keprihatinan di antara negara-negara tetangganya di Eropa.
Sejumlah negara Eropa pun menutup jalur transportasi ke dan dari Inggris untuk menghindari meluasnya strain baru ini.
Beberapa ahli menyebut strain baru virus corona ini merupakan keturunan B.1.1.7.
Strain baru virus corona yang ditemukan ini diklaim bukan varian baru, tetapi 70 persen lebih mudah menular daripada strain yang sebelumnya dominan di Inggris.
Baca juga: Strain Baru Covid-19, Mutasi Virus Corona yang Pertama Kali Ditemukan di Inggris, Apa Gejalanya?
Baca juga: Ahli Virologi Top Jerman Ragukan Klaim Strain Baru Covid-19 Sangat Menular
Berikut ini Tribunnews rangkum enam pertanyaan kunci soal strain baru virus corona di Inggris, yang dilansir dari Al Jazeera:
Apakah Kekhawatiran tentang Strain Baru Virus Corona Bisa Dibenarkan?
Banyak ilmuwan berkata, ya.
Strain baru dengan cepat menjadi jenis yang dominas dalam kasus Covid-19 di beberapa wilayah di Inggris selatan.
Strain baru virus corona juga dikaitkan dengan peningkatan jumlah rawat inap, terutama di London.
Meski pertama kali ditemukan di Inggris pada September 2020 kemarin, tapi pada Minggu (9/12/2020) 62 persen kasus Covid-19 di London dikabarkan disebabkan oleh strain baru itu.
Secara terpisah, pemerintah Australia, Italia dan Belanda mengklaim mereka mendeteksi kasus strain baru virus corona.
Kasus strain baru virus corona di deteksi di Belanda padaa awal Desember kemarin.
Islandia dan Denmark juga melaporkan beberapa kasus Covid-19 dengan strain baru kepada ECDC, badan pemantau penyakit Eropa.