Prosedur sidang mengikuti aturan dari Electoral Count Act tahun 1887.
Wakil Presiden Mike Pence akan memimpin perannya sebagai presiden Senat.
Pimpinan dari kedua partai besar akan menunjuk anggota parlemen dari kedua kamar sebagai "teller".
Pence akan membuka sertifikat suara elektoral dari masing-masing negara bagian.
Anggota elektoral telah bertemu dan memberikan suara mereka pada 14 Desember lalu.
Pence lalu menyerahkan sertifikat itu kepada teller untuk dibacakan.
Saat teller membaca sertifikat negara bagian, Pence akan menanyakan keberatan atas suara negara bagian.
Untuk dipertimbangkan, keberatan harus dibuat secara tertulis dan didukung oleh setidaknya satu anggota DPR dan Senat.
Keberatan apa pun yang memenuhi kriteria tersebut berakibat penangguhan sesi bersama, di mana DPR dan Senat akan bersidang secara terpisah untuk mempertimbangkan masalah tersebut.
Perdebatan tentang setiap keberatan dibatasi hingga dua jam.
Setiap anggota hanya boleh berbicara selama satu kali lima menit.
Setelah debat selesai, DPR dan Senat akan memberikan suara.
Mayoritas dari kedua majelis dibutuhkan untuk mendukung keberatan dan membatalkan suara negara bagian.
Rebecca Green, pakar hukum pemilu di William and Mary School of Law, memberi tahu USA TODAY bahwa "satu-satunya tujuan dari pertemuan ini adalah agar Kongres menentukan surat suara mana yang merupakan surat suara yang disertifikasi oleh negara bagian".