Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Korea Selatan dan Iran sepakat untuk mengupayakan solusi diplomatik atas penyitaan kapal tanker minyak Korea, Senin (4/1/2021) di Selat Hormuz.
Hal itu disampaikan seorang pejabat kementerian luar negeri Korea Selatan, seperti dilansir Kantor berita Yonhap, Rabu (6/1/2021).
Ketegangan baru terjadi di antara kedua negara setelah kapal tanker Korea Selatan MT Hankuk Chemi, disita pada Senin (4/1/2021) oleh Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) atas tuduhan melakukan pencemaran kimia di laut.
Operator kapal membantah tuduhan tersebut.
Kapal dengan lima warga Korea Selatan, 11 warga Myanmar, dua Warga Negara Indonesia (WNI) dan dua warga Vietnam melakukan perjalanan dari Arab Saudi ke Uni Emirat Arab (UEA).
Para pejabat Iran mengatakan semua awak kapa dalam kondisi aman.
Baca juga: UPDATE Kasus Pramugari Tewas Diduga Dirudapaksa, 11 Orang Didakwa, hingga Cairan di Bagian Sensitif
Direktur Jenderal urusan Afrika dan Timur Tengah Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, Koh Kyung-sok, bertemu dengan Duta Besar Iran Saeed Badamchi Shabestari pada Selasa (5/1/2021) untuk membahas masalah ini.
Dia menyuarakan penyesalan dan menyerukan pembebasan segera kapal dan anggota krunya.
“Kedua belah pihak masih berbagi pemahaman bahwa masalah ini harus diselesaikan secara diplomatis,” kata seorang pejabat kementerian yang enggan namanya disebut.
"Itulah yang kami sepakati dengan duta besar Iran selama pertemuan itu," kata pejabat itu.
Korea Selatan berencana untuk mengirim delegasi ke Iran untuk menegosiasikan pelepasan kapal tanker minyak Korea yang disita dan para pelautnya.
Baca juga: Sebelum Kapalnya Disita Iran, Korea Selatan Bekukan Dana Rp 129 Triliun Milik Teheran
Duta Besar Iran Saeed Badamchi Shabestari tiba di kementerian luar negeri Seoul pada 5 Januari 2021, untuk pertemuan dengan seorang pejabat kementerian atas penyitaan kapal tanker minyak Korea Selatan oleh Teheran.
Kejadian ini terjadi di tengah ketegangan antara Seoul dan Teheran atas aset keuangan Iran yang dibekukan di bawah sanksi Amerika Serikat (AS).