TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Iran meminta interpol menangkap Presiden Donald Trump dan 47 pejabat Amerika lainnya yang diidentifikasi berperan dalam pembunuhan jenderal Qassem Soleimani.
Juru bicara peradilan Iran mengumumkan pesan mengerikan dalam konferensi pers pada Selasa (5/1/2021) untuk menangkap pejabat Amerika yang bertanggung jawab atas kematian sang jenderal.
"Republik Islam Iran sangat serius menindaklanjuti mengejar dan menghukum mereka yang memerintahkan dan mengeksekusi kejahatan ini," kata Esmaili kepada wartawan seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Selasa (5/1/2021).
Baca juga: Pilpres Amerika Serikat: FBI Diminta Selidiki Donald Trump yang Memohon Suara Tambahan di Georgia
Soleimani, jenderal tertinggi Iran memimpin pasukan operasi luar negeri Korps Pengawal Revolusi Islam, dibunuh pada 3 Januari 2020 dalam serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad yang diperintahkan oleh Trump.
Pembunuhan itu dianggap melanggar hukum internasional oleh Agnes Callamard, Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang eksekusi di luar hukum, singkat atau sewenang-wenang.
Baca juga: VIRAL Rekaman Telepon Trump Minta Pejabat Georgia Batalkan Kemenangan Joe Biden: Tak Ada yang Salah
Rencana penangkapan itu adalah permintaan kedua Iran melalui surat perintah penangkapan melalui internasional polisi untuk Trump dan puluhan pejabat AS di Pentagon serta Komando Pusat AS, di antara organisasi lainnya.
Pada Juni, jaksa penuntut Teheran Ali Alqasimehr mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Trump dan puluhan pejabat AS yang memberikan "tuduhan pembunuhan dan terorisme" terhadap kelompok mereka.
Namun, interpol yang berbasis di Perancis menolak permintaan Iran, dengan mengatakan konstitusinya melarangnya melakukan "intervensi atau aktivitas apa pun yang bersifat politik, militer, agama atau ras".
Pembicaraan yang diperbarui tentang penuntutan Trump dan pejabat AS lainnya datang sebagai bagian dari janji Iran, untuk membalas dendam terhadap kematian Soleimani.
Permintaan tersebut juga datang tak lama sebelum Trump harus meninggalkan jabatannya pada 20 Januari, sesuatu yang diharapkan Iran dapat meningkatkan peluangnya untuk melakukan serangan balasan ke AS.
Sementara itu, FBI dan FAA sedang menyelidiki pesan Iran yang didengar oleh beberapa pengendali lalu lintas udara di New York pada Senin (4/1/2021), seperti yang dilansir dari Daily Mail pada Rabu (6/1/2021).
Iran mengancam dalam pesan suara yang didengar petugas bahwa mereka akan terbang ke gedung Capitol untuk menuntut AS membayar kematian Soleimani.
Ancaman yang disampaikan melalui suara digital, mengatakan, "Kami terbang ke Capitol (kantor Kongres) pada Rabu. Kematian Soleimani akan dibalas."
Israel kembali tuding Iran