Trump berbicara tentang kerusuhan pada Selasa, dengan mengatakan "massa menghancurkan aula pemerintahan".
"Seperti yang telah saya katakan secara konsisten sepanjang pemerintahan saya, kami percaya dalam menghormati sejarah dan tradisi Amerika, bukan menghancurkannya," ucap Trump.
"Kami percaya pada supremasi hukum, bukan pada kekerasan atau kerusuhan," katanya.
"Sekarang saatnya bangsa kita sembuh dan saatnya damai dan tenang,” lanjut Trump.
Baca juga: Resolusi Pemakzulan Terhadap Donald Trump Siap Rilis, Anggota Parlemen Teken Tanda Tangan
Baca juga: Mahkamah Agung Tolak Pemakzulan Bupati Jember Faida
Trump Membela Pidato yang Menghasut
Sebelum berangkat ke Texas, Trump menegaskan bahwa dia bukanlah pemicu kekerasan yang meletus pekan lalu di Capitol AS.
“Jika Anda membaca pidato saya dan banyak orang telah melakukannya. Dan saya telah melihatnya di koran dan di media, di televisi. Ini telah dianalisis. Dan orang-orang mengira apa yang saya katakan benar-benar pantas, "kata Trump sebelum menaiki Air Force One untuk perjalanannya ke Texas.
Banyak anggota Kongres, Demokrat, serta semakin banyak Partai Republik tidak setuju dengan pendapat Trump tentang pernyataannya.
Begitu pula mayoritas orang Amerika, menurut jajak pendapat yang dirilis dalam beberapa hari terakhir yang menunjukkan mayoritas menyalahkan Trump atas kerusuhan yang kejam dan mematikan minggu lalu di Capitol AS.
Baca juga: Mike Pence Tolak Laksanakan Amandemen ke-25 untuk Mencopot Donald Trump dari Gedung Putih
Alamo adalah situs tembok perbatasan AS-Meksiko sejauh 724 kilometer yang dijanjikan akan dibangun Trump selama masa kepresidenannya.
Salah satu pilar kampanye kepresidenan Trump pada 2015-2016 adalah janji bahwa ia akan membangun "tembok besar dan indah" yang terbuat dari beton dan baja di sepanjang perbatasan selatan AS sepanjang 3.145 kilometer yang akan dibayar oleh Meksiko, tegasnya, dalam upaya mencegah penyeberangan perbatasan secara ilegal.
Pada kenyataannya, dia hanya mampu membangun tembok sepanjang 764 kilometer dibayar oleh Amerika Serikat, sebagian besar menggantikan penghalang yang ada.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)