News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Usai Dimakzulkan, Donald Trump Janjikan Transisi Pemerintahan AS Berlangsung Aman

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Donald Trump

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Sesaat setelah parlemen Amerika Serikat (AS) memutuskan memakzulkan dirinya untuk kali kedua, Presiden AS Donald Trump mengecam penyerangan yang terjadi di Capitol Hill dan diduga dilakukan para simpatisannya.

Donald Trump mengatakan, mereka yang ambil bagian dalam kerusuhan di Capitol Hill juga turut 'menyerang' dirinya juga.

Dalam sebuah pesan video yang diposting pada akun resmi Gedung Putih di Twitter Rabu kemarin, ia menyerukan agar warga AS bersatu.

Donald Trump juga menyangkal dirinya menjadi alasan dibalik kerusuhan tersebut.

"Tidak ada pendukung loyal saya yang mendukung kekerasan politik. Tidak ada pendukung loyal saya yang meremehkan penegakkan hukum atau bendera Amerika. Tidak ada pendukung loyal saya yang dapat melecehkan atau mengancam sesama warga Amerika,"  kata Trump.

Baca juga: Donald Trump Dimakzulkan untuk Kedua Kalinya akibat Kerusuhan di Capitol

Ia kembali menekankan bahwa siapapun yang melakukan serangan itu, bukan bagian dari pendukungnya.

"Jika anda melakukan salah satu dari hal-hal ini, anda tidak mendukung gerakan kami, anda menyerang kami dan negara kami," jelas Trump.

Baca juga: Trump Sebut Pendukungnya yang Serbu Capitol sebagai Perusuh: Harusnya Hormati Tradisi dan Sejarah

Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (14/1/2021), Trump mencatat bahwa kekacauan yang terjadi pada 6 Januari lalu di Capitol membuat marah dan mengejutkan jutaan warga Amerika.

Demonstran pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump bentrok dengan polisi dan aparat keamanan saat mereka mencoba menembus barikade untuk menduduki Gedung Kongres US Capitol di Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021) waktu setempat. Ribuan pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melakukan aksi demonstrasi dengan menyerbu dan menduduki Gedung Capitol untuk menolak pengesahan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden atas Presiden Donald Trump dalam Pemilu Amerika 2020 lalu. Mereka menduduki Gedung Capitol setelah sebelumnya memecahkan jendela dan bentrok dengan polisi. AFP/Roberto Schmidt (AFP/Roberto Schmidt)

Ia menyatakan, dirinya memiliki sentimen yang sama terkait kerusuhan yang menyebabkan lima orang tewas itu, termasuk seorang polisi.

"Saya ingin menjelaskan bahwa saya secara tegas mengutuk kekerasan yang kita saksikan pekan lalu " tegas Trump.

Trump yang memiliki sisa waktu sepekan bertugas di Ruang Oval, sebelum dilaksanakannya pelantikan terhadap Presiden terpilih Joe Biden pada 20 Januari mendatang, memastikan bahwa mereka yang ambil bagian dalam aksi rusuh di Capitol akan diseret ke pengadilan.

Merujuk pada penempatan ribuan anggota Garda Nasional di Washington menjelang momen pelantikan, Trump mengatakan bahwa semuanya akan dikerahkan mengamankan kota dan memastikan bahwa transisi berlangsung aman tanpa adanya insiden.

Pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melakukan demonstrasi di luar Gedung Kongres US Capitol di Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021) waktu setempat. Ribuan pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melakukan aksi demonstrasi dengan menyerbu dan menduduki Gedung Capitol untuk menolak pengesahan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden atas Presiden Donald Trump dalam Pemilu Amerika 2020 lalu. Mereka menduduki Gedung Capitol setelah sebelumnya memecahkan jendela dan bentrok dengan polisi. AFP/Alex Edelman (AFP/Alex Edelman)

Perlu diketahui, Trump tidak hanya menjadi satu-satunya Presiden AS yang dimakzulkan dua kali. Namun ia juga menjadi Presiden yang diblokir platform media sosial raksasa dunia.

Facebook, Twitter dan Youtube memblokir akun Trump dan para pendukungnya, setelah terjadi kerusuhan di Capitol Hill.

Trump pun mengecam serangan yang dilakukan sejumlah platform media sosial itu terhadap dirinya dan pendukungnya dan menyebut sebagai serangan terhadap kebebasan dalam berbicara.

"Apa yang dibutuhkan saat ini adalah agar kita mendengarkan satu sama lain, bukan untuk membungkan satu sama lain," ujar Donald Trump.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini