TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Wakil Presiden AS terpilih Kamala Harris mengungkapkan tekadnya untuk tidak takut dan menyerah, dan meminta pelantikan harus dilakukan di luar meskipun ada masalah keamanan.
Ditanya mengapa begitu penting untuk melanjutkan tradisi pelantikan, Harris mengatakan mereka tidak akan menyerah pada mereka yang akan mencoba dan membuat takut siapa pun.
Tekad kuat ini disampaikan Kamala Harris kepada kantor berita NPR dan dikutip Politico.com, Jumat (15/1/2021).
Baca juga: Pelantikan Biden 20 Januari 2021, 20.000 Pasukan Garda Nasional Dikerahkan
Baca juga: PBB Berharap Pelantikan Presiden Terpilih AS Joe Biden Bebas dari Kekerasan
Baca juga: Lady Gaga akan Nyanyikan Lagu Kebangsaan di Pelantikan Joe Biden-Kamala Harris
Para pendukung fanatik Donald Trump menunjukkan kenekatannya, dan banyak yang berpotensi menggelar kampanye penolakan keras atas pelantikan Biden-Harris.
Apalagi untuk kedua kalinya, Trump dimakzulkan pada Kamis oleh DPR atas tuduhan menghasut pemberontakan ke Gedung Capitol.
Geladi pelantikan Joe Biden-Kamala Harris sebagai Presiden dan Wakil Presiden AS, yang dijadwalkan Minggu (17/1/2021) pun ditunda karena masalah keamanan.
Setelah serbuan massa pekan lalu ke Gedung Capitol di Washington, pejabat keamanan telah melokalisir kompleks tersebut.
Garda Nasional diperkirakan mengerahkan lebih dari 20.000 tentara untuk membantu keamanan saat pelantikan 20 Januari 2021.
Anggota parlemen terkemuka dan pejabat Keamanan Dalam Negeri mencemaskan meningkatnya ancaman sekitar pelantikan.
Akhir pekan lalu, FBI memperingatkan potensi aksi protes di 50 negara bagian. Sebagian di antara pemrotes bakal membawa senjata api.
Tim presiden terpilih juga membatalkan perjalanan Amtrak dari Wilmington ke Washington yang direncanakan Senin karena meningkatnya masalah keamanan.
Komite pelantikan presiden menolak mengomentari perubahan tersebut. Dinas Rahasia dan Komite Kongres Bersama untuk Upacara Pelantikan tidak menanggapi permintaan komentar.
Tim Biden juga telah membawa Lisa Monaco, mantan penasihat Keamanan Dalam Negeri di pemerintahan Obama, untuk menjabat sebagai penasihat sementara keamanan di sekitar pelantikan.
Monaco, yang dicalonkan Biden untuk menjabat sebagai wakil jaksa agung, telah menghentikan aktivitasnya saat dia menangani transisi pada masalah keamanan.