TRIBUNNEWS.COM - Bangladesh mengecam keras pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo, yang menyebut negara di kawasan Asia Selatan sebagai basis baru kelompok Al-Qaeda.
"Komentar yang tidak bertanggung jawab dari seorang pemimpin senior sangat disayangkan dan tidak dapat diterima," ungkap Kementerian Luar Negeri Bangladesh dalam pernyataan Rabu (13/1/2021).
"Bangladesh dengan keras menolak pernyataan tak berdasar dan kebohongan semacam ini," tambah pernyataan tersebut.
Mengutip Al Jazeera, dalam pernyataan yang diterbitakan sehari sebelumnya di situs Departemen Luar Negeri AS, Pompeo mengimplikasikan beberapa negara di Asia Selatan sebagai "pusat teror".
Baca juga: Israel Diduga Gempur Suriah Sesudah Pompeo Bertemu Kepala Mossad Yosi Cohen
Baca juga: Menlu AS Mike Pompeo Ditolak Bertemu Pejabat Negara-negara Eropa
Pernyataan Pompeo segera menuai kritik dari beberapa pihak.
Dia juga menyebut Iran sebagai basis baru Al-Qaeda, sebuah pernyataan yang juga diprotes oleh Teheran.
“Bayangkan juga potensi untuk sepenuhnya menjungkirbalikkan tempat-tempat rapuh dengan kehadiran Al-Qaeda seperti Libya, Yaman dan Maghreb atau meningkatkan kekacauan di tempat-tempat seperti Bangladesh, di mana Al-Qaeda telah melakukan serangan,” kata Pompeo dalam pernyataannya.
Baca juga: Iran Bantah Klaim Orang Nomor 2 Al-Qaeda Tewas di Teheran
Baca juga: Menlu Mike Pompeo: China Hanya Kediktatoran yang Rapuh, Takut Pada Rakyatnya Sendiri
Klaim Tak Berdasar
Sebagai tanggapan, pernyataan Kementerian Luar Negeri Bangladesh mengatakan, "tidak ada bukti kehadiran Al-Qaeda" di negara mayoritas Muslim itu.
Kemenlu Bangladesh juga menekankan bahwa mereka mempertahankan kebijakan "tanpa toleransi" terhadap semua bentuk "terorisme dan ekstremisme kekerasan".
“Perhatian Pemerintah Bangladesh tertuju pada pernyataan baru-baru ini yang dibuat oleh Menteri Luar Negeri AS Michael R Pompeo," ungkap Kementerian itu.
"Dalam pernyataan itu, Pompeo menyebut Bangladesh sebagai tempat kelompok teroris al-Qaeda melakukan serangan, secara keliru menangkap serangan teroris serupa di masa depan,” kata Kementerian itu.
“Rekam jejak kami dalam melawan terorisme telah membuat kami mendapat apresiasi global," papar Kementerian.
"Sejalan dengan komitmen kami untuk melawan terorisme, kami telah menjadi bagian dari keempat belas konvensi anti-terorisme internasional dan secara aktif terlibat dengan inisiatif 'pencegahan' internasional untuk melawan terorisme," tambahnya.