Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pengalaman berbisnis di Jepang lebih dari 30 tahun telah menghasilkan buku Tips Bisnis Indonesia Jepang yang terbit 1 Oktober 2014 dan akan disempurnakan tahun 2021.
Kini penulisnya berusaha menyempurnakan dengan tambahan pengalaman 7 tahun kemudian yang berharap dapat semakin menyempurnakan keberhasilan semua pengusaha Indonesia yang mau berbisnis di (bagi yang berada di Jepang) atau ke (bagi yang berada di luar Jepang) Jepang.
"Pengalaman sangat berharga dari seorang pengusaha Indonesia di Jepang sangat baik sekali kita dengar dan gratis khususnya bagi WNI yang ada di Jepang," papar Chiko Matsuo, salah satu pimpinan Forum BBB (Bisnis Baru Bersama) kepada Tribunnews.com Senin (18/1/2021) mengenai rencana Zoom gratis cara marketing terbaik bagi WNI yang mau sukses di Jepang.
Pembahasan dilakukan oleh Koordinator Forum BBB (Bisnis Baru Bersama) yang akan membentuk jaringan bisnis di 47 perfektur dan 23 wilayah di Tokyo.
Inti pembahasan mengenai trik-trik cara melakukan pemasaran atau marketing ala Jepang terbaik supaya berhasil di Jepang yang disampaikan oleh Penulis Buku Tips Bisnis Indonesia Jepang itu merangkum dalam paparan berikut ini.
Rincian paparan pada zoom gratis (URL disampaikan lewat WAG BBB) dan pada penerbitan pembaharuan buku tersebut (www.jepang.live) Cetakan Kedua mendatang yang mudah-mudahan terbit tahun 2021 ini.
"Bagi yang ingin mengikuti zoom dapat menjadi members terlebih dulu pada Forum bisnis BBB, hanya untuk WNI yang berdomisili di Jepang. Sedangkan yang berada di luar Jepang mungkin bisa menantikan buku Penulis Cetakan Kedua tersebut yang terbit tahun 2021 ini."
Sebagai gambaran umum Chiko menjelaskan beberapa hal yang akan dibicarakan sebagai berikut.
1. Awal bisnis Jepang dan pokok terpenting berbisnis dengan orang Jepang ada dua kategori utama. Kategori pertama terkait Etika Bisnis termasuk kepercayaan, tepat waktu, saling menghargai satu sama lain, serta memegang tinggi etika bisnis satu sama lain. Kategori kedua terkait Pribadi kita khususnya Semangat Bekerjasama yang biasa kita sering dengar dengan kata GAMBAROU! atau semangat. Di atas segalanya adalah mengerti bahasa Jepang dan memahami sepenuhnya budaya Jepang.
2. Gambarou itulah yang juga sering salah pengertian di antara WNI yang baru mengenal Jepang dan belum memahami sepenuhnya budaya Jepang itu sendiri.
3. Lalu bagaimana marketing yang dilakukan cara Jepang? Paling mudah kita ketahui harga murah atau mahal. Dijual pertama dengan harga mahal kemudian menurun. Lihat saja tarif telepon, listrik, gas dan sebagainya yang ada di Jepang. Semula mahal, lama-lama jadi murah. Tarif langganan ponsel darinya sekitar 5000 yen ke atas sebulan, kini hanya sekitar 2500 yen sebulan, jadi separuhnya.
4. Itulah sebabnya jualan mobil mahal yang mungkin kita beli 1 Januari 2021 dengan harga 1 juta yen, saat di jual 6 bulan kemudian apalagi satu tahun kemudian sudah menjadi hanya 500.000 yen saja. Mengapa? Karena cepat sekali model baru bermunculan di Jepang (markas pabrik mobil berbagai merek dengan sangat sangat ketat sekali satu sama lain). Akibatnya mobil yang baru dibeli sehari dipakai juga langsung sudah jatuh kalau dijual kembali karena statusnya sudah bekas, meskipun dipakai satu hari sekalipun.
5. Jualan harus 100% menguasai produk yang dibuat dan dijual. Itu sebabnya mulai produsen sampai staf lapangan penjualan benar-benar harus mengerti produk dan isinya bahkan juga sejarah produk tersebut. Tidak ada maaf kesalahan apalagi tidak bisa menjawab pertanyaan calon pembeli. Langsung calon pembeli akan berpindah ke toko lain.