Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jumlah orang yang terinfeksi virus corona dan meninggal akibat gejala yang memburuk selama perawatan medis di rumah sendiri telah meningkat menjadi 16 orang.
Mereka tersebar di 8 prefektur sejak Desember tahun lalu hingga Kamis (21/1/2021).
"Kasus meninggal mereka juga karena sulitnya menyesuaikan penerima karena sangat terbatasnya tempat tidur rumah sakit, sehingga harus dirawat di rumah sendiri," papar sumber Tribunnews.com, Kamis (21/1/2021).
Sudah 12 hari sejak pengumuman deklarasi darurat (PSBB) di Kota Tokyo dan 3 prefektur.
Menurut Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang, ada 30.230 orang yang sembuh dirawat di rumahnya sendiri per 13 Januari 2021.
"Ada kebutuhan mendesak untuk memperkuat sistem pemulihan rumah sakit saat ini," ujarnya.
Dari 16 orang yang meninggal itu, jumlah terbesar 6 orang ada di Tokyo.
Ada dua masing-masing di Tochigi, Kanagawa, dan Kyoto, dan masing-masing satu di Gunma, Chiba, Osaka, dan Hiroshima.
Baca juga: Hasil Penelitian di Jepang: Efektivitas Masker Kain Paling Baik
Salah satu di Prefektur Shiga, dan dikonfirmasi sempat menular ke Kyoto.
Sebelas orang yang usianya diumumkan berusia 50-an dan 80-an.
Di Tokyo, mencari tujuan rawat inap pada tanggal 8 Januari untuk seorang pria berusia 80-an yang ditemukan terinfeksi pada tanggal 7 Januari 2021.
Namun pria 70 tahun itu tak menemukan rumah sakit yang bisa menampungnya, akhirnya meninggal di rumahnya tanggal 11 Januari 2021.
Di Prefektur Osaka, seorang pria berusia 60-an terinfeksi dan direkomendasikan untuk dirawat di rumah sakit oleh pusat kesehatan umum pada 15 Januari.
Baca juga: Pegiat Kebangsaan Lutfi Bakhtiyar Ajak WNI di Jepang Belajar Bijak dari 4 Tokoh Islam Indonesia