TRIBUNNEWS.COM - Serangan bom bunuh diri kembar yang jarang terjadi menewaskan sekira 28 orang dan melukai 73 lainnya di Baghdad, Irak pada Kamis (21/1/2021).
Informasi ini diperoleh dari pihak militer terkait, mereka mengatakan, ledakan di jalan umum yang ramai itu pun memecahkan ketenangan selama berbulan-bulan.
Direktur Komando Operasi Baghdad Brigjen Hazem al-Azzawi mengatakan kepada Kantor Berita Irak bahwa "ledakan ganda" menghantam pasar yang ramai di daerah Bab al-Sharji dekat Tayaran Square.
Narasumber medis mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa mereka khawatir jumlah korban tewas bisa bertambah.
Baca juga: 3 Orang Tewas akibat Ledakan di Sebuah Gedung di Madrid, Diduga Ada Kebocoran Gas
Baca juga: Dugaan Awal Ledakan Dahsyat di Madrid Akibat Kebocoran Gas
Mengutip Al Jazeera, Kementerian Kesehatan meuturkan telah menerjunkan petugas medis di seluruh wilayah di Ibu Kota untuk menanggapi serangan mematikan itu.
Sementara itu, Juru bicara militer Yahya Rasool mengatakan, dua pembom bunuh diri meledakkan bahan peledak, saat mereka dikejar oleh pasukan keamanan.
Koresponden dari Al Jazeera, Abdelfattah Fayed, yang melaporkan dari lokasi serangan mengatakan, unit pertahanan telah membersihkan daerah itu, membersihkan darah dan membersihkan puing-puing.
"Berdasarkan data statistik terakhir, 28 orang tewas dan 73 luka-luka," tuturnya.
"Yang terluka dilarikan ke rumah sakit terdekat. Laporan lokal menunjukkan bahwa jumlah korban jiwa akan meningkat karena banyak dari mereka yang terluka berada dalam kondisi yang sangat kritis," terangnya.
Dia menambahkan, tak lama setelah kejadian, lokasi ledakan kembali normal, seolah tak terjadi apa-apa.
Baca juga: Trump Ancam Iran yang Diklaim Serang Kedubes AS di Baghdad
Baca juga: 8 Roket Targetkan Kedutaan Besar AS di Baghdad, Jelang Peringatan Meninggalnya Qassem Soleimani
Jarang di Ibu Kota
Bom bunuh diri menjadi relatif jarang terjadi di Ibu Kota.
Serangan terakhir terjadi pada Juni 2019 dan menyebabkan beberapa orang tewas.
Milisi secara rutin menargetkan kehadiran AS dengan serangan roket dan mortir, terutama kedutaan AS di Zona Hijau yang dijaga ketat.
Laju serangan telah menurun sejak gencatan senjata tidak resmi diumumkan oleh kelompok bersenjata yang didukung Iran pada bulan Oktober.
Baca juga: Serangan Kembar Bom Bunuh Diri di Baghdad Irak Tewaskan 28 Orang
Baca juga: Jelang Pelantikan Biden-Harris, Zona Hijau Ala Baghdad Diterapkan di Washington
Kemungkinan Dilakukan Kelompok ISIS
Tidak ada kelompok yang mengklaim serangan itu, tetapi serangan bunuh diri sebagian besar dilakukan oleh ISIS.
Irak menyatakan ISIS kalah pada akhir 2017 setelah pertempuran tiga tahun yang sengit.
Tetapi 'sel' kelompok itu terus beroperasi di daerah gurun dan pegunungan, biasanya menargetkan pasukan keamanan atau infrastruktur negara dengan serangan dengan korban rendah.
"Serangan semacam ini memiliki ciri khas ISIS yang telah menargetkan wilayah sipil yang padat di Baghdad dengan serangan bunuh diri berkali-kali di masa lalu," kata Sajad Jiyad, seorang analis Irak dan rekan di think-tank The Century Foundation.
"Ini menunjukkan kegagalan keamanan oleh pemerintah yang telah diperingatkan bahwa ISIS masih aktif dan dalam beberapa hari terakhir terlihat menargetkan infrastruktur dan daerah pedesaan dengan serangan serupa," kata Jiyad.
"Bagi warga Irak, ini adalah perkembangan yang mengkhawatirkan yang melemahkan kepercayaan pada pasukan keamanan dan menambah tingkat ketegangan yang sudah ada dengan masalah geopolitik, ekonomi dan pandemi," tambah Jiyad.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)