TRIBUNNEWS.COM, HONGKONG – Militer China menyelesaikan uji tembak peluru kendali balistik JL-3 yang bisa diluncurkan dari kapal selam tercanggih negara itu.
Kemampuan rudal ini dapat menempatkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dalam jarak yang sangat jauh dari benua AS.
Laporan ini ditulis jurnalis spesialis keamanan dan militer South China Morning Post (SCMP), Kristin Huang, Minggu (24/1/2021).
Rudal ini menjadi elemen penting kemampuan militer China merespon serangan asing.
Rudal ini sudah diuji tembak tiga kali, tetapi sejauh ini militer China tidak memberi pernyataan apa-apa terkait arsenal baru itu.
JL-3, rudal jarak jauh yang diluncurkan kapal selam paling canggih di negara itu, diproyeksikan akan sepenuhnya terintegrasi kapal selam generasi penerus PLA pada 2025.
Tetapi China belum secara resmi mengonfirmasi informasi ini. Senjata ini sebaliknya juga membawa tentara China mendekati benua AS menggunakan kapal selam.
Para pengamat mengatakan kehadiran rudal balistik itu memberi China efek pencegahan nuklir yang kredibel dan kekuatan serangan kedua terhadap saingannya.
China Andalkan Rudal Balistik JL-3 yang Bisa Jangkau Benua Amerika dari Kapal Selam - Tribunnews.com
China Andalkan Rudal Balistik JL-3 yang Bisa Jangkau Benua Amerika dari Kapal Selam - Tribunnews.com
Ketika JL-3 dioperasikan di kapal selam China, rudal itu dapat mengirimkan banyak hulu ledak, termasuk hulu ledak nuklir. Jangkauan rudalnya lebih dari 10.000 km (6.200 mil).
Deteksi dini ini disimpulkan Pusat Intelijen Udara dan Luar Angkasa Nasional Angkatan Udara AS (Nasic) dalam laporan Ancaman Rudal Balistik dan Jelajah, yang dirilis bulan ini.
Dalam laporan tersebut, Nasic mengabarkan, China sedang mengembangkan dan menguji rudal ofensif, serta meningkatkan kekuatan senjata lainnya.
"Pada akhir November 2018, China menguji JL-3 baru (rudal balistik yang diluncurkan kapal selam) di Laut Bohai ... JL-3 memiliki jangkauan yang lebih besar daripada JL-2," kata laporan itu, merujuk pada versi rudal sebelumnya.
Laporan itu menambahkan, jumlah hulu ledak pada rudal China yang mampu mengancam Amerika Serikat diperkirakan akan tumbuh lima tahun ke depan menjadi lebih dari 100.
Angka ini naik dari 16 hulu ledak paling kuat yang setara di darat, yang digotong rudal DF-41, yang dimiliki China sekarang.