News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Wanita di Spanyol Dinyatakan Meninggal karena Covid-19 Menurut Data, tapi 9 Hari Kemudian Ia Pulang

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI: Petugas kesehatan Esther Montero, mengenakan APD di Barcelona pada 1 Mei 2020. Seorang pensiunan di Spanyol mengejutkan keluarganya saat ia kembali ke panti jompo 9 hari setelah dirinya disebut meninggal karena Covid-19.

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pensiunan di Spanyol mengejutkan keluarganya saat ia kembali ke panti jompo 9 hari setelah dirinya disebut meninggal karena Covid-19.

Dilansir Mirror, rupanya wanita itu menjadi korban "salah identitas."

Kejadian bermula saat Rogelia Blanco (85) dinyatakan meninggal akibat Covid-19 pada 13 Januari 2021 saat menjalani perawatan di rumah perawatan khusus.

Pemakamannya dilakukan keesokan harinya.

Karena protokol kesehatan, keluarga Blanco tidak bisa menghadiri pemakaman itu, koran La Voz de Galicia mengabarkan.

Saat Rogelia tiba-tiba pulang ke panti jomponya di Xove, Spanyol Sabtu (23/1/2021), sang suami langsung menangis terharu.

Baca juga: Ada Bisnis Angkut Peti Jenazah Korban Covid-19 di Cikadut, Namanya Tim Jasa Pikul Covid-19

Baca juga: Bisnis Pikul Peti Jenazah Covid-19 di Cikadut, Segini Tarifnya

Baca juga: Orangtua Jadi Kunci Bentengi Anak dari Covid-19 Saat Mereka Tidak Divaksin

Baca juga: Cerita dan Pesan Menyentuh Anies Baswedan Lihat Pasien Covid-19 Meninggal Dunia di RSUD Cengkareng

ILUSTRASI: Petugas kesehatan Esther Montero, mengenakan APD di Barcelona pada 1 Mei 2020 (Josep LAGO / AFP)

Raman Blanco, yang juga tinggal di panti jompo Xove bersama istrinya, sangat terkejut ketika mengetahui bahwa yang meninggal adalah teman sekamar Rogelia saat menjalani perawatan.

"Saya tidak percaya. Saya menangis, setelah diberitahu kabar kematian istri saya," katanya kepada surat kabar itu.

Yayasan San Rosendo, yang menjalankan panti tersebut, mengatakan kesalahan itu terjadi setelah Rogelia didiagnosis positif Covid dan dibawa ke panti jompo lain untuk isolasi bersama dengan pasien lain yang dinyatakan positif.

"Di antara orang tua yang dipindahkan, ada dua wanita yang ditempatkan di ruangan yang sama," kata yayasan itu, menurut surat kabar La Voz de Galicia.

Mereka dipindahkan ke rumah perawatan Os Gozos di Pereiro de Aguiar, 223km dari Xove, pada 29 Desember, kata surat kabar itu.

Kesalahan identifikasi selama proses pemindahan dari Xove ke Pereiro de Aguiar menyebabkan ada satu orang yang dinyatakan meninggal pada 13 Januari, tetapi identitasnya salah.

Menurut outlet berita Spanyol, yayasan tersebut menyatakan penyesalannya atas "insiden yang tidak menguntungkan" itu.

"Ini adalah peristiwa satu kali, di antara lebih dari 100 transfer yang telah dilakukan sejak Desember lalu ke Os Gozos," surat kabar itu mengutip pernyataan mereka.

Pengadilan telah diberitahu untuk membalikkan kesalahan atas kematian Blanco, kata pernyataan itu.

Kisah Serupa: Pria di Honduras Dikira Meninggal karena Covid-19 karena Tak Pulang Berhari-hari

Diberitakan Tribunnews sebelumnya, seorang wanita di El Carmen, Honduras terkejut melihat suaminya pulang beberapa hari setelah dimakamkan.

Wanita tersebut awalnya yakin telah memakamkan suaminya yang meninggal karena Covid-19, menurut laporan yang dilansir Mirror.

Peristiwa bermula saat suami dari Victoria Sarmiento, Julio, tak pulang ke rumah selama beberapa hari.

Pria 65 tahun itu tidak memberi kabar apapun.

Setelah berhari-hari mencari suaminya, Victoria yang khawatir lantas membawa dokumen identitas suaminya ke rumah sakit setempat pada 30 Desember.

Baca juga: Akhir 2020, Honduras akan Pindahkan Kedutaannya di Israel ke Yerusalem 

Baca juga: Didatangkan dalam Posisi Duduk, Jenazah Pria Ini Dilarang Masuk ke Acara Pemakamannya Sendiri

Di rumah sakit itu, Victoria diberitahu staf, suaminya mungkin telah meninggal karena virus corona.

Victoria dibawa ke kamar mayat Rumah Sakit de Occidente dan melihat jasad suaminya.

Jasad itu pun kemudian dibawa untuk dimakamkan.

Victoria menyewa petugas pemakaman untuk memindahkan jenazah suaminya itu sejauh 30 mil dari rumah sakit ke desanya San Nicolas, Copan.

Ia membayar 10.500 lempiras (Rp6 juta) untuk biaya pemakaman.

Victoria Sarmiento memakamkan pria yang ia kira adalah suaminya, Julio (via Mirror)

Saat Victoria masih berduka, empat hari kemudian, suaminya, tiba-tiba pulang ke rumah.

Julio rupanya terluka akibat terjatuh di sebuah ladang di kotamadya tetangga Trinidad.

Ia jatuh selama perjalanan dan tidak bisa bangun lagi.

Ia akhirnya tetap di sana selama beberapa hari tanpa makanan atau minuman.

Victoria yang mengetahui suaminya masih hidup lantas memprotes pihak rumah sakit dan menuntut ganti rugi.

suami Victoria pulang setelah beberapa hari (via Mirror)

Victoria mengatakan kepada surat kabar LaPrensa Hondura: "Bukan suamiku yang meninggal, karena suamiku ada di sini sekarang. Aku mengenalinya."

"Saya ingin mereka mengembalikan sebagian dari apa yang saya bayar, karena mereka memberi saya tubuh seseorang yang tidak saya kenal."

"Pihak berwenang di kamar mayat seharusnya memeriksanya dengan baik untuk melihat apakah itu benar-benar suami saya."

Rumah Sakit de Occident mengonfirmasi, pria tak dikenal yang dimakamkan Victoria tiba di rumah sakit dalam gejala serius Covid-19 pada 27 Desember.

Dia meninggal beberapa jam kemudian.

formulir yang dikeluarkan rumah sakit (via Mirror)

Direktur rumah sakit, Juan Carlos Cardona bersikeras, Victoria lah yang salah mengidentifikasi pria itu sebagai suaminya.

Cardona berkata, "Instruksi dari Komite Darurat Kota adalah untuk meninggalkan seorang pasien yang meninggal karena Covid di kamar dingin selama enam hari hingga ada anggota keluarga yang muncul."

"Kemudian sang istri muncul, membawa kartu identitasnya, mengenalinya dan mengatakan, dia suaminya."

Cardona menambahkan, setelah staf mencatat kemiripan fisik pria yang meninggal dengan foto yang dibawa Victoria, Victoria kemudian mengenali tubuh seorang pria yang ia sebut suaminya di kamar mayat rumah sakit itu.

Direktur rumah sakit itu berkata: "Dengan protokol keamanan yang benar, kantong plastik dibuka dan Victoria berkata, itu adalah suaminya. Itulah mengapa mayat itu diserahkan kepadanya."

Julio pulang dalam keadaan terluka (via Mirror)

Menurut rumah sakit, salah satu anak Julio menghubungi mereka untuk mengungkapkan keraguan tentang orang yang meninggal itu setelah membuka peti mati pada hari pemakaman.

Tetapi mereka tetap melanjutkan pemakaman meskipun ragu.

Cardona berkata: "Hal yang logis adalah membawa mayat itu kembali sehingga kami dapat menyelidikinya."

"Tapi kemudian kerabat menelepon kembali dan mengatakan dia adalah orang yang tepat dan mereka akan menguburkannya."

"Kami telah mendokumentasikan semuanya."

"Kami bahkan mendapat permintaan maaf dari salah satu anak, jika ini menjadi gugatan."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini