TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dikabarkan akan melarang sewa lahan pengeboran minyak dan gas baru di tanah federal, ia bahkan mengabaikan protes dari beberapa kelompok Pribumi Amerika.
Biden akan menandatangani perintah eksekutif yang dinantikan secara luas ini pada hari Rabu waktu setempat.
Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (27/1/2021), sumber-sumber yang enggan disebutkan namanya mengatakan, Biden segera memutuskan bahwa 30 persen luas daratan dan perairan AS akan ditempatkan di bawah status konservasi pada tahun 2030, yang dijuluki kebijakan '30 kali 30'.
Baca juga: Biden Pecat Dokter Kepresidenan yang Kontroversial di Era Trump
Kebijakan ini menempatkan area tersebut 'terlarang' untuk ekstraksi bahan bakar fosil, penebangan dan pertanian.
Saat ini sekitar 12 persen wilayah AS dilestarikan sebagai taman nasional, hutan dan monumen, sebagian besar karena kebijakan Presiden ke-26 AS Theodore Roosevelt.
Biden sebelumnya telah mencabut izin untuk proyek pipa minyak Keystone XL yang sebagian dibangun untuk beroperasi dari Kanada Tengah ke Selatan melalui US Midwest.
Pengerjaan pipa di South Dakota di bawah pemerintahan Presiden ke-44 AS Barack Obama, saat Biden menjabat sebagai Wakil Presiden, telah memicu protes dari suku Sioux dan Oglala Lakota.
Suku ini keberatan dengan rutenya yang melintasi danau di tanah mereka, karena kemungkinan akan terjadi polusi.
Baca juga: Biden Pesimistis 17 Senator Partai Republik akan Memilih untuk Memakzulkan Trump
Sementara pekan lalu, Suku Indian Ute menuliskan surat untuk Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dalam Negeri AS Scott de la Vega, yang mendesak pemerintah Biden membebaskan tanah di negara bagian Utah dari kebijakan larangan pengeboran.
"Suku Ute Indian dan suku penghasil energi lainnya bergantung pada pengembangan energi untuk mendanai pemerintah kami dan memberikan layanan kepada anggota kami," tulis Ketua Komite Bisnis Suku Indian Ute, Luke Duncan.
Menurut catatan Biro Urusan Indian, suku tersebut sebelumnya menghasilkan sekitar 45.000 barel minyak mentah dan 900 juta kaki kubik gas alam per hari pada tahun 2017.
Hampir semua reservasi Indian adalah 'tanah perwalian' milik federal.
Baca juga: Joe Biden dan Mimpi Amerika
Perlu diketahui, bangsa Mandan, Hidatsa dan Arikara di Dakota Utara juga merupakan produsen minyak dan gas utama.
Para pemimpinnya juga telah berjanji untuk melindungi sumber pendapatan tersebut.
"Kami akan melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi hak perjanjian dan kepentingan kepercayaan dari Mandan, Hidatsa dan Arikara Nation," kata Ketua Suku Ute, Mark Fox.
Sementara itu, Presiden AS sebelumnya, Donald Trump, mengklaim bahwa Biden akan 'menghapus industri minyak' berdasarkan komentar yang dilontarkan Biden selama pemilihan pendahuluan Partai Demokrat.
Hal ini terlihat pada sebuah papan utama kampanye pemilihannya di masing-masing negara bagian yang kaya bahan bakar fosil seperti Pennsylvania.