News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Di Peru, Relawan Uji Vaksin Sinopharm Meninggal, Ini Penyebabnya

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM - Di Peru, seorang relawan dalam uji coba vaksin covid-19 yang dikembangkan oleh China Sinopharm Group Co Ltd, meninggal dunia.

Pihak universitas yang melakukan uji coba, menyampaikan kabar tersebut, seperti dilansir Reuters, Rabu (27/1/2021).

Pihak Universitas Cayetano Heredia, yang terlibat dengan penelitian, atas instruksi regulator kesehatan Peru, mengatakan relawan itu meninggal bukan karena vaksin.

Sebab, relawan yang meninggal itu hanya menerima plasebo, bukan vaksin.

Baca juga: IDI Minta ke Pemerintah Agar Dokter Praktik Mandiri Juga Diberi Vaksin Covid-19

Baca juga: Percepat Vaksinasi Covid-19, Menkes Ubah Cara Pendaftaran Penerima Vaksin, Dilakukan Manual

"Penting untuk memastikan bahwa kematian relawan tidak terkait dengan vaksin karena dia menerima plasebo. Oleh karena itu kami akan melaporkan kepada badan regulasi dan etika yang relevan dan mempertahankan jalannya studi fase tiga ini," kata universitas dalam sebuah pernyataan.

Kepala peneliti di Universitas Cayetano Heredia, German  Malaga  mengatakan kepada Reuters melalui telepon bahwa relawan yang meninggal telah menderita diabetes.

Malaga mengatakan, peneliti uji coba sejauh ini telah memberikan dua dosis vaksin atau plasebo kepada 12.000 relawan dan sekarang sedang mengikuti reaksi yanh dirasakan mereka.

"Proses ini masih akan terus berkembang dan tidak akan  mundur. Hal-hal ini bisa terjadi, Covid adalah penyakit yang menyebabkan kematian," katanya.

Baca juga: Masih Banyak yang Belum Percaya Vaksin Covid-19, YLKI Minta Pemerintah Perbaiki Komunikasi Publik

"Pesan kami kepada para relawan adalah untuk menjaga diri mereka sendiri karena kami tidak tahu apakah mereka menerima vaksin atau plasebo," tambahnya.

Universitas mengatakan dalam pernyataannya bahwa relawan telah menerima "semua perawatan yang diperlukan untuk mengobati penyakit ini dan komplikasinya" dan "berjuang untuk hidupnya" selama lebih dari seminggu.

"Ini adalah kerugian yang menyakitkan yang kami sampaikan belasungkawa kepada keluarganya," tambah pernyataan itu.

 Sebelumnya pada Desember lalu, Peru pernah menghentikan sementara uji klinis vaksin Sinopharm Covid-19 karena "peristiwa serius" yang terjadi pada sejumlah relawan dalam penelitian ini.(Reuters)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini