TRIBUNNEWS.COM - Pejabat Carolina Selatan mengumumkan dua kasus varian baru virus corona yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.
Kasus varian baru virus corona yang dilaporkan Carolina Selatan merupakan yang pertama dikonfirmasi di Amerika Serikat (AS).
"Tidak ada riwayat perjalanan yang diketahui atau hubungan antara kasus-kasus tersebut, baik orang dewasa," ungkap rilis Kamis dari Departemen Kesehatan dan Pengendalian Lingkungan Carolina Selatan.
Mengutip CNN, menurut Direktur Kesehatan Masyarakat sementara di Departemen Kesehatan Dr Brannon Traxler, kedua kasus tersebut awalnya diuji pada awal Januari.
Baca juga: Vaksin Novavax Diklaim Ampuh terhadap Covid-19, tapi Tidak dengan Varian Baru di Afrika Selatan
Baca juga: Penyebaran Varian Baru Covid-19: Israel Hampir Sepenuhnya Menutup Bandara Ben Gurion selama Sepekan
Traxler mengatakan kepada wartawan, kedua kasus itu diuji dengan PCR "di awal bulan ini" dan saat ini tidak lagi menular serta (pasien) dalam keadaan baik.
"Diperlukan beberapa saat untuk menyelesaikan pelacakan kontak," tambah Traxler.
Satu kasus dikonfirmasi ke Departemen kemarin oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS dan yang lainnya diidentifikasi oleh laboratorium kesehatan masyarakat negara bagian, saat menguji sampel selama beberapa hari terakhir.
Baca juga: Gelembungkan Biaya Peralatan Covid-19, Kepala CDC Hanoi Vietnam Divonis 10 Tahun Penjara
Tak Ada Kasus yang Berkaitan dengan Temuan di Carolina Selatan
Seorang Juru Bicara Departemen Kesehatan negara mengatakan kepada CNN, tidak ada kasus lain yang dikaitkan dengan salah satu kasus tersebut pada saat ini.
Traxler tidak mengungkapkan temuan rinci dari penyelidikan pelacakan kontak, menawarkan bahwa "kami tidak memiliki kekhawatiran saat tentang adanya potensi penularan massal dan meluas."
"Tidak jelas seberapa luas atau jarang varian itu mungkin di Carolina Selatan," tambahnya, mengingat hanya dua kasus yang telah "diambil selama pengurutan pengawasan rutin".
Namun, dia mencatat "jenis utama yang masih kami lihat dalam urutan pengawasan kami adalah versi standar, atau normal," dari virus.
CDC mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka mengetahui kasus-kasus tersebut.
"Kami tidak memiliki bukti bahwa infeksi oleh varian ini menyebabkan penyakit yang lebih parah," terang CDC.