Beberapa bulan sebelum peluncuran, beberapa karyawan mulai mengembangkan perangkat lunak dengan Bezos di garasinya.
Mereka akhirnya memperluas operasinya menjadi sebuah rumah dengan dua kamar tidur yang dilengkapi dengan tiga Sun Microstations.
Kesuksesan perusahaan Jeff Bezos semakin meroket.
Tanpa promosi pers, Amazon.com menjual buku di seluruh Amerika Serikat dan di 45 negara asing dalam waktu 30 hari.
Dalam dua bulan, penjualan mencapai 20.000 dolar Amerika per minggu, tumbuh lebih cepat dari yang dibayangkan Bezos dan tim startupnya.
Amazon.com go public pada 1997, membuat banyak analis pasar mempertanyakan apakah perusahaan dapat mempertahankannya sendiri ketika pengecer tradisional meluncurkan situs e-commerce mereka sendiri.
Dua tahun kemudian, start-up tidak hanya mengimbangi, tetapi juga melampaui pesaing, menjadi pemimpin e-commerce.
Jeff Bezos terus mendiversifikasi penawaran Amazon dengan penjualan CD dan video pada 1998 dan kemudian pakaian, elektronik hingga maianan.
Sementara banyak dot.com di awal tahun 90-an bangkrut, Amazon berkembang dengan penjualan tahunan yang melonjak dari 510.000 dolar Amerika pada 1995 menjadi lebih dari 17 miliar dolar Amerika pada 2011.
Sebagai bagian dari surat pemegang saham tahunan Bezos tahun 2018, taipan media tersebut mengatakan bahwa perusahaan telah melampaui 100 juta pelanggan berbayar untuk Amazon Prime.
Pada September 2018, Amazon bernilai lebih dari 1 triliun dolar Amerika, perusahaan kedua yang pernah mencapai rekor itu hanya beberapa minggu setelah Apple.
Pada akhir 2018, Amazon mengumumkan menaikkan upah minimum untuk pekerjanya menjadi 15 dolar Amerika per jam.
Perusahaan tersebut masih dikritik karena kondisi kerja dan kecepatannya yang melelahkan, dengan para pekerja melakukan protes selama Prime Day pada Juli 2019.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)