Gugatan itu telah gagal dan pada Januari Pengadilan Kasasi memutuskan bahwa penyelidikan dapat dilanjutkan.
Tetapi saat ini dijeda karena Lebanon berada di bawah jam malam 24 jam hingga setidaknya 8 Februari 2021 untuk membendung penyebaran virus corona.
Meski begitu, banyak yang meragukan proses pengadilan di Lebanon akan menghasilkan keadilan.
"Ada pertanyaan tentang kemandirian penyelidikan Lebanon, setelah puluhan tahun PBB melaporkan bahwa sistem Lebanon adalah sistem yang sangat cacat," kata Antonia Mulvey, Direktur Eksekutif Legal Action Worldwide, yang mewakili sekelompok korban dan penyintas ledakan.
"Pada tahap ini, kami benar-benar harus menyoroti kurangnya akses terhadap keadilan dan juga bahwa korban dan keluarganya belum diajak berkonsultasi dalam persidangan hingga saat ini dan suaranya tidak didengar."
Sawan sejauh ini telah mendakwa lebih dari 30 orang atas kelalaian pidana karena gagal mengeluarkan kargo berbahaya dari pelabuhan.
Tetapi dalam sebuah pernyataan pada Rabu (3/2/2021), Human Rights Watch (HRW) yang berbasis di AS mengatakan penuntutan telah gagal melindungi hak-hak mereka.
"Sawan, sejak Agustus, telah menggugat 37 orang, 25 di antaranya ditahan dengan kondisi yang tampaknya melanggar hak proses hukum mereka," kata pernyataan HRW.
"Mereka yang ditahan kebanyakan adalah petugas bea cukai, pelabuhan, dan keamanan tingkat menengah ke bawah; dan keluarga serta pengacara mereka mengatakan bahwa otoritas kehakiman belum memberikan dakwaan atau bukti khusus terhadap mereka," tambah pernyataan itu.
PM Lebanon Mengundurkan Diri
Diab mengundurkan diri dari jabatannya enam hari setelah ledakan karena kemarahan publik meluap menjadi protes jalanan.
Tetapi dia tetap dalam kapasitas sebagai pengurus karena Saad Hariri yang ditunjuk Perdana Menteri sejauh ini gagal membentuk pemerintahan.
Wabah Covid-19 di negara itu telah memburuk secara dramatis dan pemerintah sementara ini mengalami kesulitan untuk menemukan keseimbangan antara membatasi penyebaran virus dan menjaga ekonomi yang rapuh tetap hidup.
Akhir bulan lalu, demonstrasi di kota Tripoli utara menentang pembatasan virus corona dan kurangnya pemerintahan berubah menjadi kekerasan, menyebabkan satu pengunjuk rasa tewas.
Baca juga: Berkaca dari Kasus Ledakan di Beirut, Dankorbrimob Polri Siagakan Satuan KBR Gegana