TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menanggapi tuduhan yang dilontarkan Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu bahwa AS terlibat dalam kudeta 2016 yang gagal di Turki.
Departemen Luar Negeri AS menegaskan tuduhan Menteri Turki itu ‘sepenuhnya salah.”
"Amerika Serikat tidak memiliki keterlibatan dalam upaya kudeta 2016 di Turki dan segera mengutuknya. Pernyataan baru-baru ini yang dibuat oleh pejabat senior Turki sepenuhnya salah," tegas Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Reuters, Jumat (5/2/2021).
Pernyataan ini dikeluarkan Departemen Luar Negeri AS, setelah Menteri Dalam Negeri Turki menuduh AS berada di balik kudeta yang gagal 2016 lalu.
"Klaim itu tidak berdasar dan tidak bertanggung jawab atas menuding AS berada di balik peristiwa di Turki, itu tidak konsisten dengan status Turki sebagai Sekutu NATO dan mitra strategis Amerika Serikat."
Washington telah berulang kali menolak tuntutan Turki untuk ekstradisi Gulen, karena menilai kurangnya bukti yang kredibel dari Ankara.
Ankara sedang berusaha untuk memperbaiki hubungan tegang dengan Washington, yang tahun lalu menjatuhkan sanksi kepada Turki atas pembelian sistem pertahanan udara Rusia.
Baca juga: Turki Tuduh Amerika Serikat Dalang Kudeta Gagal 2016
Turki telah mengatakan dalam beberapa minggu terakhir bahwa mencapai "agenda positif" dengan Uni Eropa, dan ingin meningkatkan hubungan dengan Amerika Serikat di bawah Presiden Joe Biden.
Sebelumnya Menteri Dalam Negeri Turki menuduh Amerika Serikat (AS) berada di balik kudeta gagal 2016 lalu.
Sejak lama Ankara menuduh ulama Fethullah Gulen, mantan sekutu Erdogan yang tinggal di Pennsylvania, AS meluncurkan gerakan luas pada jaringannya, yang oleh Ankara merujuk pada akronim 'FETO'. Gulen menyangkal keterlibatan apapun.
Tuduhan itu disampaikan pada saat Turki sedang mencari hubungan yang lebih baik dengan sekutu di NATO.
Lebih dari 250 orang tewas dalam upaya menggulingkan Presiden Tayyip Erdogan dan pemerintahannya pada 15 Juli 2016 lalu, ketika tentara nakal menerbangkan pesawat perang, helikopter, dan tank untuk merebut institusi negara.
Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu mengatakan kepada media Hurriyet, Amerika Serikat telah mengatur upaya kudeta, sementara jaringan Gulen melakukannya.
"Eropa sangat antusias tentang hal itu," ujarnya, menegaskan kembali pandangan yang dia katakan sejak upaya kudeta itu digagalkan.
"Secara terang-terangan jelas Amerika Serikat berada di belakang insiden 15 Juli. FETO-lah yang melaksanakannya atas perintah mereka," katanya melontarkan tuduhan kepada AS.
Sejak kudeta yang gagal, Turki telah menahan sekitar 292.000 orang atas dugaan hubungan dengan Gulen dan telah menangguhkan atau memecat lebih dari 150.000 pegawai negeri. Ratusan media telah ditutup dan puluhan anggota parlemen oposisi telah dipenjara.(Reuters/AFP/CNN/AP)