News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

China Menangkap Jurnalis Australia karena Diduga Bocorkan Rahasia Negara

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cheng Lei, jurnalis televisi Australia yang ditahan Pemerintah China.

Cheng saat itu membuka segmennya dengan mengatakan "Thanks Mr Trump, you are GREAT!" dengan nada yang sinis.

Baca juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Amerika Ingin Trump Dihukum dan Dilarang jadi Pejabat Lagi

Presiden Tiongkok Xi Jinping (kiri) dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan) (Sputnik News)

Kala itu hubungan China dan AS memanas karena perselisihan perdagangan, dimana Trump menjadi bulan-bulanan di media pemerintah China.

Video tersebut dihapus dari YouTube dan Twitter resmi CTGN segera setelah itu.

Sejauh ini Beijing belum terbuka mengenai alasan di balik penangkapan Cheng.

"China adalah negara di bawah aturan hukum, dan kami akan bertindak sesuai dengan hukum," kata seorang jubir Kemenlu setelah penahanan Cheng tahun lalu.

China dan Australia Semakin Tidak Harmonis

Penangkapan Cheng kemungkinan akan meningkatkan ketegangan antara China dan Australia, yang telah berselisih tentang berbagai masalah sejak tahun lalu.

Hubungan antara kedua negara semakin memburuk karena Canberra mencoba membatasi upaya Beijing untuk membangun pengaruh di Australia dengan memanfaatkan populasi besar migran China di Australia.

Pada April lalu, Australia menyerukan penyelidikan internasional soal asal-usul dan penanganan Covid-19.

Hal ini pun membuat pemerintah China meradang.

Beijing kemudian membalas dengan sanksi yang menargetkan ekspor Australia senilai miliaran dolar ke China.

Pada November tahun lalu, Australia geram karena jubir Kemenlu China Zhao Lijian mengunggah editan foto tentara Australia sedang melukai leher bocah Afghanistan.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison menuntut permintaan maaf dan menegaskan bahwa China harus malu dengan postingan itu.

Zhao mengunggah foto tersebut setelah muncul laporan pembunuhan di luar hukum terhadap 39 orang yang berkaitan dengan pasukan khusus Australia.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini