Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Hasil penelitian dari Universitas Osaka Jepang baru-baru ini menunjukkan bahwa vaksinasi kanker serviks akan mengurangi risiko kelainan terkena kanker rahim.
Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim.
Umumnya, kanker serviks tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala baru muncul saat kanker sudah mulai menyebar.
Dalam banyak kasus, kanker serviks terkait dengan infeksi menular seksual.
"Saya rasa banyak orang yang khawatir dengan vaksin kanker serviks, jadi penting untuk menyampaikan dasar ilmiah secara akurat. Saya harap ini membantu kita semua untuk membuat keputusan tentang vaksinasi," papar Sayaka Ikeda dari Sekolah Pascasarjana Kedokteran, Universitas Osaka, yang melakukan analisis penelitian tersebut.
Baca juga: 11 Mobil Pemadam Kebakaran dan 2 Ambulans Bekas dari Jepang Disumbangkan ke Sulawesi Selatan
Baca juga: Menkes Jepang: Pinjaman Dana Dukungan Komprehensif dari Pemerintah Tak Perlu Dikembalikan
Analisis rinci data dari sekitar 15.000 wanita yang menjalani skrining kanker di Jepang menemukan bahwa wanita yang divaksinasi kanker serviks memiliki risiko yang lebih rendah pada perkembangan kelainan pra-kanker.
Hasil penelitian dikumpulkan oleh kelompok peneliti di Universitas Osaka dari wanita berusia 20 hingga 24 tahun yang menjalani skrining kanker selama empat tahun dari tahun 2013 di 31 kotamadya nasional dengan kerja sama erat beberapa lembaga penelitian.
Analisis data untuk total sekitar 15.000 orang, termasuk sekitar 2.500 orang yang didiagnosis dengan kelainan jaringan pada pra-stadium kanker dan sekitar 12.000 orang yang tidak memiliki kelainan apapun.
Baca juga: Virus Flu Burung, Pemerintah Chiba Jepang Terpaksa Bunuh 1,15 Juta Ekor Ayam
Baca juga: Harga Biji-bijian Meningkat di Jepang, Harga Makanan Berpotensi Ikut Naik
Dari jumlah tersebut, sekitar 3.000 wanita divaksinasi kanker serviks, dan analisis menunjukkan bahwa mereka yang divaksinasi ketahuan memiliki kelainan jaringan ringan yang bersifat prakanker dibandingkan dengan mereka yang tidak divaksinasi.
Risikonya sekitar 58 persen lebih rendah apabila divaksinasi.
Selain itu, risiko kelainan jaringan sedang sekitar 75 persen lebih rendah. Yang lainnya, delapan orang didiagnosis menderita kanker serviks, tetapi tidak ada yang divaksinasi.
Sementara itu bagi WNI yang berkeinginan vaksinasi Covid-19 di Jepang dapat menghubungi Forum BBB, kelompok bisnis WNI yang berdomisili di Jepang dengan email: bbb@jepang.com subject: Vaksinasi