"AS secara independen memeriksa data WHO? WHO yang harusnya memeriksa data AS," kata Hu Xijin, pemimpin redaksi Global Times, media resmi pemerintah China.
"Apakah kita semua salah dengar, atau apakah juru bicara ini benar-benar tidak tahu malu?" tambahnya.
Kepala tim WHO di Wuhan, Peter Ben Embarek mengatakan, penyelidikan tidak serta merta mengubah persepsi soal wabah Corona ini.
Meskipun bisa jadi virus corona penyebab Covid-19 masuk dari luar China sebelum muncul di Wuhan.
Embarek mengatakan, makanan beku juga memungkinkan menjadi sarana virus berpindah dan menular.
Dugaan ini mendukung teori dari Beijing yang menuduh makanan impor menyebabkan klaster Covid-19.
Kesimpulan WHO ini: "Sepenuhnya membantah teori konspirasi yang diajukan oleh beberapa anti-China, seperti mantan menteri luar negeri AS Mike Pompeo yang telah menuduh Institut Virologi Wuhan membocorkan virus," tulis Global Times.
Pompeo mengatakan, ada banyak bukti bahwa virus corona baru muncul dari laboratorium China.
Baca juga: Apa Itu Imlek? Berikut Asal-usul dan Sejarah Tahun Baru China
Baca juga: Tim WHO Akan Tinggalkan China Usai Investigasi Asal Mula Virus Corona
Para pejabat China dalam beberapa bulan terakhir menegaskan bahwa virus itu bisa saja muncul di banyak wilayah di luar China.
Sempat mendominasi jumlah kasus Covid-19 di awal pandemi, China saat ini ada di posisi ke-83 di dunia.
Menurut laporan Worldometers pada Rabu (10/2/2021), China memiliki 14 kasus infeksi baru sehingga totalnya 89.734.
Ada 4.636 korban meninggal dan 84.129 yang berhasil sembuh.
Di sisi lain, Amerika Serikat memiliki 27 juta kasus Covid-19.
Jumlah kematiannya mencapai 479.772 dengan sekitar 17 juta orang telah sembuh.
Amerika duduk di posisi pertama kasus Covid-19 terbanyak di dunia.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani/Tiara Shelavie)